Mohon tunggu...
Evi Ratnasari Widjaja Hermansyah
Evi Ratnasari Widjaja Hermansyah Mohon Tunggu... -

Menulis untuk mengeluarkan uneg2. Meskipun tidak semua ekspresi bisa diungkapkan dengan tulisan. Hanya ingin mencoba dan sedikit keluar dari rutinitas sebagai accounting.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ramadhan, Mengejar Pahala dan Rating...

30 Juli 2010   03:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:27 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

picture from www.rcti.tv

Sebentar lagi Ramadhan tiba. Bulan penuh rahmat, dimana Allah menjanjikan banyak ampunan di bulan ini. Manusia berlomba – lomba mencari kebaikan, dan media televisi di Indonesia, berlomba – lomba mencari rating. Seperti tahun – tahun sebelumnya, sejumlah televisi mempunyai program acara ramadhan tersendiri. Jika dibandingkan program – program itu mempunyai kemiripan. Lihat saja setiap pagi, acara sahur didominasi oleh acara parodi/komedi/humor. Entah siapa dulu pelopor acara komedi saat sahur. Yang jelas, hampir setiap stasiun televisi menayangkan acara itu. Parahnya, kadang acara itu menampilkan hiburan yang tidak sesuai dengan makna Ramadhan sendiri. Lihat saja di stasiun A, yang menampilkan laki – laki berdandan seperti perempuan, juga sering terselip adegan kekerasan, dan jika menyelenggarakan kuis pertanyaannya tidak ada hubungannya sama bulan Ramadhan.

Kita wajib mengelus dada dengan tayangan – tayangan seperti ini. Seharusnya tayangan di bulan Ramadhan, meskipun itu acara humor sekalipun, harus dibuat humor yang mendidik.Tapi tidak menutup mata, ada stasiun televisi yang memberikan tontonan yang mendidik. Meski dikemas dalam bentuk sinetron komedi drama, tetapi disana terselip tuntunan – tuntunan bagi umat muslim. Kalau dilihat – lihat, masih ada juga sinetron yang bertema Ramadhan, tetapi jalan ceritanya kurang masuk akal, masih sama dengan sinetron di hari biasa pada umumnya.

Di bulan Ramadahan tahun ini, ada satu sinetron yang dibuat sebagai lanjutan film laris di Indonesia, KCB. Filmnya sendiri memiliki nilai edukasi dan daya jual yang tinggi. Bahkan film dan para pemerannya mendapatkan berbagai macam penghargaan pada festival-festival yang diselenggarakan. Mudah - mudahan sinetron kelanjutan film KCB ini tidak mengecewakan penonton. Meski di episode awal, kecerdasan Ana tidak menunjukkan kecerdasan bersikap Ana sebagai istri dalam menyikapi masalah yang dihadapinya bersama Azzam. Yah, namanya saja sinetron, tayangan yang harus diberi kesan alay untuk menaikkan rating penonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun