Semua aspek ilmu yang pernah dan tidak pernah diajarkan di bangku sekolah harus dikuasai oleh para orang tua pada saat yang bersamaan, sekaligus!
Itulah mengapa, daripada kita mengeluh dan berkeluh kesah karena belum diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk melangkah menuju jenjang pernikahan misalnya, atau belum diberi kepercayaan untuk memiliki buah hati, lebih baik kita sibuk mempersiapkan diri dulu menjadi orang tua yang matang dan siap.
Tidak usah merasa iri dan rendah diri melihat pencapaian orang lain. Karena apa yang kita lihat dan anggap sudah lengkap, belum tentu dirasakan sama oleh yang bersangkutan. Bisa jadi yang bersangkutan juga merindukan masa-masa ketika ia masih memiliki banyak waktu luang untuk me time.
Menjadi seorang ibu bukan hanya sekedar melahirkan, menyusui dan membesarkan anak. Lebih dari itu, fase melahirkan pun memiliki banyak kemungkinan.Â
Apakah kita memungkinkan untuk melahirkan dengan normal, atau tiba-tiba dokter menyarankan tindakan SC karena ada masalah pada kandungan kita.
Menyusui yang kelihatannya mudah hanya duduk menyender atau rebahan sambil digelayuti sang bayi pun ternyata tidak semudah itu.Â
Tidak sedikit mental seorang ibu yang terganggu akibat baby blues syndrom, ASI tidak lancar, keluhan pada luka jahitan pasca melahirkan, puting susu yang tidak proporsional dengan mulut bayi sehingga sulit dalam proses pelekatan dan masih banyak lagi problem lainnya.
Saat masuk masa MPASI menjadi masa yang menyenangkan sekaligus memusingkan bagi para ibu. Bayang-bayang Gerakan Tutup Mulut (GTM) dari si bayi yang masih dalam fase coba-coba tekstur makanan, campur tangan orang terdekat, seperti ibu mertua atau tetangga yang mungkin sok tahu dalam memberikan makanan pada bayi juga bisa membuat mental ibu down.
Belum lagi ketika moment bepergian dengan membawa anak. Kondisi yang tak terduga kadang muncul ketika anak tantrum di tempat umum, anak tiba-tiba sakit ketika berada di perjalanan, anak berlarian tidak mau anteng di keramaian dan lain sebagainya.
Masalah finansial dan terkadang ada ujian berupa masalah kesehatan yang juga bisa mewarnai kehidupan dalam berumah tangga menjadi faktor yang dapat membuat emosi orang tua menjadi tidak stabil.
Kuncinya adalah tetap saling support antar pasangan dan memperbanyak mendekatkan diri pada Tuhan agar dimudahkan dalam setiap proses yang sedang dijalani, apapun kondisinya.