Mohon tunggu...
Evi Lia Suryaningsih
Evi Lia Suryaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Nama saya Evi Lia Suryaningsih, sering dipanggil Evi. Dalam bidang pekerjaan, saya menggelutinya selama 7 tahun. Saya sehari-hari menjadi guru bahasa Indonesia dan daerah di SMAN 7 Malang. Kedua bidang mata pelajaran tersebut membuat saya menggeluti dua hal yang berkesinambungan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan menumbuhkan jiwa-jiwa nasionalisme. Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah menumbuhkan nilai-nilai tradisi dan lokal bagi peserta didik. Pembelajaran pada masa kini, memerlukan banyak hal di samping hal-hal konvensional seperti komunikasi antara peserta didik dengan pendidik. Hal-hal tersebut adalah digitalisasi pada pembelajaran. Saya menghadirkan dalam pembelajaran digitalisasi berupa penggunaan berbagai laman web. Kegiatan belajar mengajar dihadirkan dengan PowePoint dan video-video pembelajaran seperti YouTube dan Disney+. Hal-hal tersebut tentu sangat dekat dengan peserta didik yang akrab dengan dunia digital. Untuk evaluasi saya pun menggunakan media digital seperti Instagram, tiktok, dan Quizizz. Bagi saya, pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang juga mengikuti perkembangan peserta didik dan perkembangan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Realisme dalam Optimisme Tak Bersambut Sang Haji Murad

18 Oktober 2023   13:19 Diperbarui: 18 Oktober 2023   13:35 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUmber Gambar: Gambar pribadi

Identitas Buku

Judul Buku                  : Haji Murad

Karya                          : Leo Tolstoy

Penerjemah                  : Nadya Andwiani

Tahun Terbit                : 2023

Penerbit                       : Mizan

 Jumlah Halaman        : 251

"Semua orang berpikir untuk mengubah dunia, tapi tak seorang pun berpikir untuk mengubah dirinya." (Leo Tolstoy)

Kalimat pembuka ini cukup menarik perhatian karena bisa digunakan sebagai bahan refleksi diri. Begitu banyak orang yang peduli untuk mengubah dunia, tetapi ia tak pernah melakukan refleksi diri untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik. Banyak orang ingin mengubah dunia untuk kepentingan sendiri dan golongan. Dalam buku ini banyak sekali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Begitulah sastrawan besar Rusia dalam menuliskan ceritanya, Leo Tolstoy merupakan sastrawan realisme yang selalu mengangkat cerita-cerita kehidupan yang syarat akan nilai moral yang dapat kita ambil sebagai pelajaran hidup.

Melihat sampul Haji Murad secara visual menunjukkan sebuah perjuangan yang luar biasa. Seorang laki-laki gagah dengan senjata di tangan kanannya dengan tali kekang di tangan kiri. Postur tersebut menandakan kesiapsiagaan tokoh dalam menghadapi musuh. Terlebih lagi warna baju yang digunakan adalah warna kuning, simbol dari keagungan dan kejayaan. Akan tetapi, kuda yang ditunggangi Haji Murad digambarkan dengan dua kaki terangkat ke atas. Penggambaran ini dapat dipahami sebagai sebuah pertanda bahwa sang tokoh meninggal dalam medan pertempuran. Sebuah pertempuran berat di bentang alam yang penuh dengan tantangan kian menantang pembaca untuk mengetahui siapakah Haji Murad dan segala keagungan dan kejayaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun