Perilaku self-harm yang paling sering terjadi pada pelajar yang berada dalam usia remaja ialah mengiris atau menyarat kulit menggunakan silet atau benda tajam lainnya. Perilaku ini biasa diistilahkan dengan self-cutting (Thesalonika & Apsari, 2021). Faktor yang berpotensi menyebabkan pelajar melakukan self-harm ialah kesepian, tingkat kesulitan yang tinggi dalam menanggapi pengalaman yang negatif dan tingkat toleransi yang rendah terhadap masalah yang dihadapi, emotion focus coping, pola komunikasi dengan orang tua (Thesalonika & Apsari, 2021), kecemasan yang berlebihan, keluarga yang cuek, lingkungan yang buruk, digital self-injury, trauma, dll (Saputra, dkk 2022).
Terdapat beberapa karakteristik yang ditunjukkan oleh pelaku self-harm, yaitu tidak dapat mengkomunikasikan perasaan atau emosi, sangat membenci dirinya sendiri, mengalami depresi atau stres berat, menderita kecemasan kronis, memiliki harga diri rendah, merasa tidak mampu menyelesaikan masalah, sangat sensitif terhadap penolakan. Pelaku self-harm biasanya lebih sering mengenakan pakaian panjang guna menutupi bekas luka, dan selalu merasa sendiri (T, 2011; dalam Saputra, dkk 2022).
Menurut dr. Widea Rossi Desvita, Sp.K.J. terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan secara bertahap untuk menghilangkan keinginan melakukan self-harm, di antaranya adalah sebagai berikut.
1.Bicarakan dengan Orang Terdekat
Berceritalah kepada orang yang dapat memberikan rasa nyaman. Bila kesulitan menemukan orangnya, cara lainnya adalah tuliskan atau rekam apa yang sedang dirasakan guna menciptakan efek lega.
2.Kenali Kondisi Diri
Sangat penting untuk mengenali situasi dan kondisi apa yang memicu seseorang melakukan self-harm. Singkirkan benda tajam atau benda lain yang bisa atau biasa digunakan untuk melukai diri. Bila dorongan self-harm timbul, alihkan perhatian dan keluarlah dari ruangan untuk melihat suasana lain.
3.Ekspresikan Emosi Negatif
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan menangis, memukul kasur, membanting bantal, berteriak (bila situasi dan kondisi memungkinkan), merobek-robek dan meremas kertas, serta mengguyur badan dengan air. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mengeluarkan emosi negatif supaya bisa terekspresikan tanpa merusak diri.
4.Carilah Alternatif Pengganti
Lakukanlah aktivitas fisik seperti lari-lari kecil di tempat, mencoret-coret apa pun di kertas, menulis, bermain gitar, mendengarkan murotal/musik atau aktivitas relaksasi lainnya.
5.Segera Cari Bantuan Profesional