Mohon tunggu...
Evi Ika Ariawati
Evi Ika Ariawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi wisata kuliner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

28 April 2023   16:57 Diperbarui: 28 April 2023   16:59 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Diawali dari sebuah kutipan dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel "Education is the art of making man ethical" yang artinya Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. Makna dari kutipan tersebut jika dikaitkan dengan materi pada modul 3.1 yang saya pelajari dari Pendidikan Guru Penggerak ini menurut saya pengambilan keputusan merupakan  suatu seni yang membutuhkan kejelian dan kepiawaian dalam melakukannya, sesulit apapun keputusan tetap harus diambil baik itu masalah dilema etika maupun bujukan moral. Untuk meminimalisir kesalahan dalam pengambilan keputusan kita bisa berpedoman dengan menggunakan 9 langkah pengujian untuk pengambilan keputusan, dengan demikian kita akan mengambil keputusan dengan etis tetap mendasarkan pada nilai-nilai kebajikan sehingga keputusan yang kita ambil dapat dipertanggung jawabkan dan tetap berpihak pada murid.

Berikut ini akan saya tuliskan keterkaitan atau koneksi antar materi dari modul 3.1 dengan modul pembelajaran sebelumnya : 

  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
  • Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu In Ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karsa, tut wuri handayani sangat berkaitan dengan bagaimana seorang pemimpin pembelajaran mengambil keputusan. Menurut KHD bahwa guru itu harus memberikan tauladan atau contoh praktek baik kepada murid, kemudian dalam pengambilan keputusan guru juga harus memberika Karsa atau usaha kerasnya dan pada akhirnya guru akan dapat mengarahkan muridnya untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan secara mandiri, tepat dan bertanggung jawab terhadap permasalahan yang sedang dihadapinya. Disini guru hanya berperan sebagai pamong yang akan mengararahkan murid-muridnya menuju kebahagiaan
  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
  • Setiap pendidik pastinya memiliki nilai-nilai kebajikan yang tumbuh dalam dirinya. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik akan sangat berpengaruh terhadap prinsip -- prinsip yang yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai positif akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat. Keputusan tepat yang diambil merupakan buah dari nilai-nilai positif yang kita pegang dan menjalankannya. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita untuk mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya, dan tentunya keputusan yang kita ambil akan mampu mememunculkan kepentingan dan menunjukkan keberpihakan pada murid. Nilai-nilai positif ini merupakan manifestasi dari pengimplementasian KSE.
  1. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
  • Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping atau fasilitator telah membantu saya dalam memahami tentang materi pengambilan keputusan utamanya dalam membedakan antara dilemma positif dan bujukan moral, saya juga menjadi bisa mengevaluasi terkait keputusan yang saya ambil apakah sudah sesuai atau belum dengan nilai-nilai kebajikan. Melalui kegiatan Coaching dengan menggunakan alur TIRTA yang diberikan oleh pendamping menjadikan saya lebih bisa mengidentifikasi permasalahan dengan menggali potensi-potensi yang ada pada diri saya sehingga saya bisa menemukan solusi dari permasalahan yang saya hadapi. Terlebih dengan adanya 9 langkah dalam pengambilan keputusan menjadikan diri saya semakin yakin akan keputusan yang saya ambil. Melalui pendampingan tersebut menjadikan diri saya mulai terampil dalam melakukan coaching dan pengambilan keputusan dengan berpedoma pada 9 langkah pengambilan keputusan, dengan demikian saya pun menjadi lebih percaya diri jika suatu Ketika saya harus melakukan coaching dan membantu rekan sejawat dalam pengambilan keputusan.
  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
  • Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilakunya, memiliki kesadaran sosial sehingga bisa berempati dan mampu memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain. Memiliki ketrampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Adapun masalah yang terkait dengan dilemma etika pastinya akan dapat terselesaikan dengan bijak dengan mempertimbangkan hasil dari Langkah pengujian sehingga keputusan akhir yang diambil akan bisa diterima oleh semua pihak yang berkaitan dengan permasalahan dilemma etika yang dihadapi.
  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
  • Studi kasus yang berkaitan dengan moral atau etika pastinya akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Bisa dikatakan bahwa jika nilai-nilai yang dianut seorang pendidik itu nilai-nilai kebajikan yang positif seperti tanggungjawab, keadilan, kejujuran, rasa syukur, dll maka pendidik akan dapat mengambil keputusan secara bijak sesuai dengan yang diharapkan banyak pihak. Namun jika nilai-nilai tersebut tidak berpijak pada nilai kebajikan positif maka keputusan yang diambil cenderung merupakan suatu keputusan yang dilihat dari kaca mata pribadinya saja sehingga tidak sesuai dengan harapan kebanyakan pihak.
  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
  • Sering kali kita mengalami bahwa keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang sangat sulit terutama pada kasus dilemma etika, karena ada dua kepentingan yang sama-sama benar. Pengambilan keputusan yang tepat haruslah dilakukan dengan cara yang tepat juga yaitu dengan disesuaikan situasi yang terjadi dan tetap harus berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan universal. Saat keputusan yang dismbil sudah tepat, maka akan tercipta lingkungan yang positif yaitu lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman. Tidak aka ada pihak yang merasa dirugikan dengan keputusan yang diambilnya dan semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
  1. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
  • Saat menjalankan pengambilan keputusan  yang berkaitan dengan dilemma etika pastinya akan ada banyak tantangan  yang dihadapi. Misalnya permasalahan yang berkaitan dengan nilai kebajikan untuk seseorang namun berlawanan dengan kelompok lainnya. Tantangan juga bisa muncul karena adanya perubahan paradigma dan budaya yang berlaku selama bertahun-tahun, sperti halnya budaya yang ada di sekolah. Tantangan muncul saat ada dua kepentingan yang sama-sama benar, kadang hal ini akan memaksa guru untuk memilih yang terkadang membuat keputusan tersebut menjadi tidak sesuai dan mengabaikan kepentingan murid-murid.
  1. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
  • Pengambilan keputusan yang kita ambil haruslah berpihak pada mjurid. Dalam proses pembelajaran salah satu strategi agar kegiatan pembelajaran berpihak pada murid adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, dimana pembelajaran ini dapat memenuhi kebutuhan belajar murid karena dalam pembelajaran berdiferensiasi murid-murid akan dipetakan terlebih dahulu berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajarnya. Dengan demikian hal ini akan dapat memerdekakan murid saat belajar mengingat masing-masing murid memiliki potendi yang berbeda-beda.
  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
  • Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran haruslah mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi termasuk hal yang menyangkut masa depan murid. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran diibaratkan seperti 2 sisi mata pisau ada yang tumpul ada yang tajam sehingga perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan dengan melakukan pengujian sesuai dengan Langkah-langkah yang sistematis dan disesuaikan dengan paradigma dan prinsip yang tepat.
  1. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
  • Kesimpulannya adalah bahwa dalam pengambilan keputusan perlu kita ingat akan filosofi Ki Hajar Dewantara terkait dengan Pratap Trilokanya. Sebagai seorang pendidik dalam pengambilan keputusan hendaklah berpegang pada nilai-nilai kebajikan universal dan juga berpihak pada murid. Keputusan yang diambil oleh seorang pendidik perlu mempertimbangkan masa depan murid. Pengambilan keputusan juga berpengaruh pada kegiatan pembelajaran untuk memerdekakan murid yang disesuaikan dengan potensi yang dimiliki masing-masing murid. Selain itu sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya memiliki kompetensi sosial emosional agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadaran, mampu mengelola emosi  dan mengambil keputusan dengan penuh tanggung jawab. Untuk itu perlu suatu proses pengujian keputusan dimana dalam proses tersebut diperlukan kemampuan coaching agar dapat tergali informasi yang dibutuhkan untuk menemukan solusi dalam mengambil keputusan.
  1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
  • Dilema etika hal ini muncul pada situasi dimana seseorang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama benar namun saling bertentangan. Sedangkan bujukan moral adalah situasi dimana seseorang dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan benar dan salah
  • Terdapat 4 paradigma dalam pengambilan keputusan yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan dan jangka panjang lawan jangka pendek.
  • Terdapat 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, berpikir berbasis rasa peduli.
  • 9 langkah pengambilan keputusan meliputi : mengenali nilai yang bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, kumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilemma, buat keputusan, lihat lagi keputusan dan refleksikan
  • Hal tak terduga yaitu dalam mengambil keputusan ternyata perlu memperhatikan Langkah-langkah, prinsip dan paradigma dalam pengambilan keputusan.
  1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
  • Tentunya saya pernah berada pada posisi dilematis dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin dalam pembelajaran. Saat itu saya belum mengetahui kasus yang saya hadapi tersebut termasuk dilemma etika atau bujukan moral. Saya juga belum mengetahuinternyata ada paradigma, prinsip dan Langkah-langkah dalam pengambilan suatu keputusan. Setelah mempelajari modul ini saya menjadi mengerti dan bisa membedakan jenis kasus dilemma etika ataupun bujukan moral dan mulai menerapkan Langkah-langkah pengujian dalam pengambilan keputusan.
  1. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
  • Dampaknya dengan saya mampu membedakan kasus dilemma etika dan bujukan moral maka saya bisa menganalisis nilai-nilai apa yang bertentangan, menentukan paradigma dan prinsip yang ada pada kasus tersebut, kemudian dengan menggunakan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan saya akan bisa lebih tepat dalam mengambil keputusan dan saya bisa merefleksikan Kembali keputusan tersebut sebagai bahan evaluasi.
  1. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
  • Saya merasa sangat penting mempelajari modul ini dan bersyukur bisa memperoleh kesempatan untuk mempelajari modul ini. Dengan demikian saya selaku individu dan sebagai seorang pemimpin akan dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dan berpegang pada nilai-nilai kebajikan universal. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun