Mohon tunggu...
Evha Uaga
Evha Uaga Mohon Tunggu... wiraswasta -

Wanita itu Tangguh. \r\n\r\nBelajar berjuang untuk Papua lewat tulisan. Jikapun dunia ini putih, biarkan aku tetap hitam

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Politik VS Militer: Cinta Yang Bertepuk Sebelah Tangan

11 Desember 2014   20:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:30 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14182790421134432928

[caption id="attachment_381970" align="aligncenter" width="567" caption="Enden Wanimbo (kiri) Dan Puron Wenda (kanan). Sumber : http://suluhpapua.com"][/caption]

Desember 2014 belum berjalan setengahnya, beberapa peristiwa penting menyangkut konstelasi permasalahan Papua yang begitu menarik untuk dibahas sudah terjadi. Mulai dari perayaan hari lahir OPM (Organisasi Papua Merdeka) tanggal 1 Desember, penembakan yang menewaskan aparat keamanan di Ilaga tanggal 3 Desember kemudian pengakuan Goliath Tabuni bahwa kompolotannya adalah dalang dari penembakan tersebut beberapa hari kemudian, selesainya symposium para pemimpin faksi politik OPM di Vanuatu yang kemudian melahirkan organisasi baru bernama United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) serta yang terakhir adalah bentrok antara masyarakat sipil dan aparat keamanan di Paniai beberapa hari yang lalu.

Seperti yang saya sebutkan dalam tulisan sebelumnya bahwa tanggal 1 Desember adalah hari yang penting bagi Papua. Bukan karena hari itu adalah hari lahir OPM, tetapi hari itu adalah hari di mana tokoh-tokoh dan kelompok-kelompok turunan OPM akan berlomba untuk unjuk eksistensi merayakan hari lahir OPM ini, bisa lewat pengibaran bendera, wawancara dengan media, upacara atau aksi unjuk rasa. Oleh sebab itu, bulan Desember di setiap tahunnya akan diwarnai dengan memanasnya konstelasi permasalahan di Papua terkait OPM. Dari sekian banyak kelompok OPM yang aktif pada 1 Desember 2014, ada kelompok yang begitu menarik untuk dibahas, OPM Kelompok Puron Wenda dan Eden Wanimbo.

Tidak seperti kelompok OPM faksi militer lainnya pimpinan Goliath Tabuni yang menyerang aparat keamanan di Ilaga, kelompok Puron Wenda dan Eden Wanimbo mengundang wartawan lokal Papua untuk datang ke markasnya di wilayah pegunungan Malaganeri, Tiom, Lanny Jaya. Inti dari liputan sebenarnya bisa ditebak, yaitu kelompok ini masih konsisten memperjuangkan pemisahan Papua dari Indonesia.

Pilihan yang bijak dari kelompok ini untuk menunjukan eksistensinya terkait peringatan hari lahir OPM 1 Desember lalu, mengingat kelompok ini baru saja kehilangan dua pemimpin mudanya, Rambo Wenda alias Pinus Wenda (27 tahun) dan Derius Wanimbo (30 tahun) alias Rambo Tolikara. Keduanya ditangkap di Hotel Boulevard Jalan Patimura, Wamena-Kabupaten Jayawijaya akhir Oktober lalu. Ditambah pengejaran besar-besaran aparat keamanan terhadap kelompok ini setelah Puron Wenda mengancam akan menggelar perang terbuka terhadap warga sipil apabila anak buahnya, Rambo Wenda dan Rambo Tolikara dan beberapa anggota TPN/OPM lainnya yang ditahan oleh Polda Papua tidak segera dibebaskan.

Kehilangan pemimpin muda plus pengejaran besar-besaran aparat keamanan, membuat kelompok ini tidak bisa banyak beraksi pada 1 Desember 2014 seperti kelompok dari faksi militer pimpinan Goliath Tabuni yang menyerang aparat keamanan untuk menunjukan eksistensinya. Pilihan mudah untuk tetap bisa menunjukan eksistensi tetapi aman dari pengejaran aparat karena tidak melakukan aksi adalah publikasi media.

Puron Wenda Dukung Benny Wenda. Apakah Benny Wenda Dukung Puron Wenda?

Dalam symposium pemimpin-pemimpin dari kelompok faksi politik OPM di Vanuatu, salah satu hasilnya adalah terbentuknya organisasi baru bernama United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Organisasi baru ini kemudian menempatkan Benny Wenda dari Free West Papua Champaign (FWPC) sebagai juru bicaranya.

Terkait Benny Wenda, dalam wawancaranya, kelompok pimpinan Puron Wenda dan Eden Wanimbo ini mendukung Benny Wenda. Eden Wanimbo mengatakan “Semua organisasi politik yang punya kepentingan yang kesana kemari bicara merdeka untuk Papua, sekarang juga berhenti, kerja itu harus jelas, diplomasi harus jelas, ada hasil, dan harus ada mandat dari kami TPN/OPM, karena kami yang masih murni”. Puron Wenda menambahkan bahwa “organisasi apapun yang berteriak di kota kalau tidak ada rekomendasi dan mandat dari kelompoknya harus dipertanyakan, yang benar itu harus ada mandat diplomat dari kami, yang benar seperti Beny Wenda”. Kelompok ini, yang sering disebut sebagai kelompok Pilia, juga mendukung pertemuan di Vanuatu.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah Benny Wenda dan tokoh-tokoh yang melaksanakan pertemuan di Vanuatu juga mendukung Puron Wenda dan Eden Wanimbo beserta kelompoknya? Hal tersebut sangat saya sangsikan, karena sulit bagi Benny Wenda yang dikenal sebagai pejuang HAM rakyat Papua mendukung kelompok ini yang terang-terangan menyatakan perang terbuka terhadap warga sipil Papua. Kredibelitas Benny Wenda sebagai pejuang HAM, bisa rusak bila ia mendukung kelompok pelanggar HAM, atau bahkan ketika dunia tahu bahwa Benny Wenda didukung kelompok pelanggar HAM, nama baiknya juga akan tercemar. Kelompok Puron Wenda bisa saja mendukung Benny Wenda tapi sayangnya, hal tersebut tidak akan terjadi sebaliknya.

Pertemuan di Vanuatu yang melahirkan organisasi Untied Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mungkin dianggap sebagi keberhasilan diplomasi OPM faksi politik, walaupun belum terlihat hasil kerja dari ULMWP itu sendiri. Tetapi keberhasilan, atau sesuatu yang dianggap “keberhasilan” adalah anak emas, akan banyak pihak-pihak yang mengklaim punya andil dalam melahirkan “keberhasilan” itu. Sedangkan, kegagalan adalah “anak haram” tidak akan ada yang mengakui bahwa mereka punya andil dalam melahirkan sebuah kegagalan.

Sumber :

Wawancara dengan kelompok Puron Wenda

Puron Wenda menyatakan perang dengan warga sipil

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun