Mohon tunggu...
Romeyn Perdana Putra
Romeyn Perdana Putra Mohon Tunggu... Dosen - Keterangan Profil

Peneliti PNS Dosen Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Big Data Karhutla Gambut sebagai Tawaran Solusi

20 Maret 2016   09:00 Diperbarui: 20 Maret 2016   09:40 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa menampilkan data empirik dan atau dampak utama maupun turunan dari Karhutla (kebakaran hutan dan lahan), semua orang sudah sepakat bahwa musuh bersama pemerintah dan masyarakat adalah kebakaran hutan lahan gambut nan berlarut tapi luput hingga tersulut ditiap tahunnya.

Data statistika sederhana yang diperoleh dari pemantauan dibeberapa titik karhutla, hanya ada 10 persen saja lahan gambut terpantau dicatat bebas dari suluh api. Akhirnya asap itu berulang kali tampil sebagai bahan bakar pelemahan citra kinerja pemimpin berkuasa. Basis sosial kemasyarakatan berupa sosialisasi, promosi dan sadar karhutla digadang-gadang. Basis pemerintahan/kebijakan telah mendirikan badan baru khusus restorasi gambut yaitu Badan Restorasi Gambut-BRG sesuai perpres no. 1 tahun 2016). Basis penanggulangan bencana (BNPB) telah berupaya keras maksimal, hingga akhirnya pasukan militer dan kepolisian dikerahkan untuk membantu pemadaman.

Disadur dari cerita Lewis Terman, dari buku Malcolm Gladwell (berjudul Outlier, 2009) pada tahun 1921 Terman memutuskan mengabdikan dirinya untuk mempelajari orang-orang dengan bakat tinggi. Dukungan dana bak kantung tissue disediakan oleh Commonwealth Foundation. Pekerjaan ini seperti mengumpulkan semesta kemungkinan dan kecenderungan. Tim pokja lapangan mensurvey  SD California melakukan berbagai tes dan serangkaian pengujian kepada anak didik setingkat SD. Hasil seleksi nominasi oleh masing-masing guru mereka. Pada saat Terman menyelesaikan penelitian ini, ia mendapatkan 250.000 catatan siswa SD sampai SMA. Tersaring 1.470 anak dengan IQ 140, dan tertinggi mencapai 200. Kerja besar Terman ini membuahkan satu penelitian psikologi terbesar sepanjang sejarah. Sepanjang hidupnya Terman mempelajari, anak-anak jenius ini mereka selalu diawasi, diuji, dinilai dan dianalisis. Pencapaian akademis mereka dicatat, pernikahan mereka diikuti, berbagai penyakit dicatat, dibuat tabel kesehatan psikologisnya, dan setiap kenaikan jabatan atau pergeseran pekerjaan dituliskan. Para subjek (orang-orang) berbakat tinggi pantauan Terman ini terus dicatat temuannya didalam buku catatan tebal berwarna merah dengan Judul Genetic Studies of Genius.

Tak usah berpanjang-panjang dengan kesuksesan Terman dengan tim elite penelitinya. Dengan subjek pantauan para siswa berbakat menjadi “tokoh terpandang”ini. Kita lihat sisi lain dari pekerjaan penelitian terhadap para Termites (para subjek berbakat ini dikenal luas dengan nama ini). Pekerjaan mencatat, menguji, menilai dan menganalisa pada era tahun dimana komputasi dan pengolahan data belum secara fasih diinput melalui komputer lalu diregresikan,difrekuensikan atau dikorelasikan misalnya, bandingkan tahun 1921  secara statistika berupa catatan tally atau entah bagaimana buku tebal merah hasil kajian Terman tersebut menayangkan analisa psikologinya.

Kini basis teknologi telah membantu manusia untuk menayangkan hasil statistika level lanjutan dengan penekanan pada “Ledakan data”. Masa dimana era informasi dan teknologi akan mengancam menghilangkan beberapa pekerjaan profesional seperti akuntan, Insinyur, desain interior, customer service dan lainnya.

Komputasi matematika Big Data membantu para pengambil kebijakan untuk setidaknya melihat trend atau kecenderungan atau tabiat dari subjek atau prediksi akan tindakan. Matematika pada suatu ketika saat tak diduga akan menayangkan kepintaran artifisial. Big Data dan kaitannya dengan Karhutla adalah dimulai dari mengumpulkan setiap catatan-catatan tabiat hutan khususnya rawa gambut, dan segala daya dukungnya bila akan berpotensi bencana. Catatan ini akan diuji dan dipelajari perangainya. Segala bahasa statistika akan sangat membantu mengklasifikasi perangai gambut. Perangai kekeringan maupun perangai terbakarnya ditransformasikan dan didisplay dengan angka-angka membosankan namun bermakna. Ini memang tugas mulia dan tugas besar, ditunjang dana miliaran atau triliunan rupiah pekerjaan ini akan terus menerus menjaga keharmonisan pengampu kepentingan (masyarakat, Pengusaha dan pemerintah). Permasalahannya sudah jelas, perangkat pengampu kepentingan sudah sepakat, hanya bagaimana memanfaatkan ilmu pengetahuan seperti cerita Terman sebelumnya. Kerja besar itu berkelanjutan melibatkan banyak catatan, namun kini bisa ditekan biaya, waktu dan personilnya. Big Data Karhutla bisa jadi catatan lingkungan terbesar abad ini, sehingga Indonesia mampu sejajar sebagai pengguna teknologi  penunjang kesejahteraan berkehidupannya.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun