Mohon tunggu...
Romeyn Perdana Putra
Romeyn Perdana Putra Mohon Tunggu... Dosen - Keterangan Profil

Peneliti PNS Dosen Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sampul "Hebdo" Kok ya Muhammad...

13 Januari 2015   18:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:14 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peluncuran sampul ini dibuat lebih cepat dari jadwal rilis Charlie Hebdo yang rencananya akan dilakukan pada Rabu (14/1/2015) mendatang. Pihak penerbit menyiapkan setidaknya 3 juta kopi dari edisi yang dikerjakan oleh "karyawan yang selamat dari serangan", dari 60.000 kopi eksemplar yang biasanya diterbitkan. Rencananya, majalah ini akan didistribusikan ke 25 negara dan diterjemahkan ke 16 bahasa atas permintaan global. (kompas.com 13/01)
Mas ndar bertanya, kenapa yo muslim itu selalu bereaksi terhadap penghinaan dan pelecehan agama? ini baru "nabi" loh....kalau nasrani yang dihina sudah tergolong tuhannya mereka tidak bereaksi begitu. Gak menanggapi, cenderung cuek dan santai.....begitu mas ndar mencoba kritis bertanya. Sebagai seorang yang kurang paham ........saya pastinya sok tau.
Bukan begitu mas....., (menanggapi dengan mencoba bijak) semua agama tidak ada yang mengajarkan kekerasan. Agama itu mengajarkan kekenyalan mas...jawab saya sekenanya. Agama nasrani memang dihina juga,semua agama Ibrahim beserta turunannya mengalami (termasuk yahudi). Lalu yang bereaksi adalah adik kakak kouachi (baca: kuwaci?) yang digambar-gembor-gemburkan sebagai muslim. Sehingga "Nabi muhammad" menjadi cover depan mingguan ini.  Lalu dicetak 3 juta kopi dan disebarkan ke seluruh dunia. oughhh.... cakep nih majalah. Udah mau bangkrut, nyari sensasi yang ga penting biar dilirik lagi, "prei (free)" publikasi dan akhirnya nyala lagi. Gak tanggung-tanggung "worldwide publication" ditebus dengan 12 nyawa awak majalah ini.
Terlepas dari cerita itu muslim, membalas charlie, lalu charlie memaafkan orang muslim dengan kasih sayangnya. (cek berita ini: http://internasional.kompas.com/read/2015/01/13/06040401/.Charlie.Hebdo.Kembali.Terbit.Kartun.Nabi.Muhammad.Muncul.di.Halaman.Depan/?utm_source=kompasiana&utm_medium=widget&utm_campaign=w_terpopuler).
Daripada kita terpancing oleh pertanyaan mas ndar, terpancing kepada provokasi charlie, dan merusak diri kita dengan kalimat-kalimat sampah saling menuding. Analisis Politik Azyumardi Azra hari ini (Kompas, 13/01) layak diapresiasi. Ajakan untuk waspada secara semesta, travel warning dan kecendrungan statistik atas domino effect -nya penyerangan global ini akan menjadi serangan lokal . Karena realtivitas terorisme secara statistik terhitung demikian.
Perancis adalah negara dengan tingkat kecemburuan terhadap agama yang tinggi. Warganya tidak diajari Taboo, pamali, karma, dosa dan pahala. Sedangkan Indonesia menurut Azyumardi, mempraktikkan Islam berbunga-bunga (flowery Islam: Sehingga kutipan-kutipan ahli/pakar muhamadiyah dan ulama-ulama NU akan disensor di Brunei misalnya). Ketertarikan saya terhadap Analisa Politik Azyumardi, adalah pelabelan Islam Wasathiyah (jalan tengah). Dan pengakuan negara-negara liga Arabia-Asia dan Arabia-Asia Tenggara
"....Islam wasathiyah Indonesia dengan lingkungan agama dan sosial budayanya yang hidup berdampingan damai memberikan lebih banyak peluang dan janji mengantarkan umat islam beserta umat lain ke alam kemajuan."
Saya yang sok tau ini memang seperti punya mimpi yang sama ya.....alam kemajuan Indonesia harus identik dengan pengembangan agama. Sepintas saya teringat obrolan Mas Lukman, Eropa terbangun dan menjadi maju dengan meninggalkan agama beserta atribut-atributnya (begitu kira-kira bingkai obrolan dibuka mas lukman). Indonesia memiliki ke-khas-an nya tersendiri. Agama justru sedang disandingkan dengan sosial budaya pembangunan masyarakatnya. Dengan alam kemajuan yang ingin dicapai masih mengadopsi agama didalamnya. Semoga memang alam kemajuan Indonesia gemah ripah wa robbun ghaffur....amin yra
#Semoga Islam di Indonesia tidak memerlukan lagi label: salafi, wahabi, neo-khawarij dan jihadis
Salam Kompasiana,
r
















Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun