Kabar mengejutkan datang dari negara Korea Selatan pasca tewasnya penyanyi yang berkarir di bawah SM Entertainment, Sulli. Figur kontroversial yang tutup usia pada umur 25 tahun ini ditemukan gantung diri di apartemennya pada pukul 3.21 waktu Korea Selatan.
Bagi para penggemar atau yang kerap mengikuti berita dari Sulli tentu mengetahui bahwa sang bintang memang mengalami gangguan psikologis yang terlihat dari setiap unggahan maupun perilaku yang ditunjukkan. Misalnya menunjukkan ekspresi yang tidak ceria, Â mengekspos hal yang dianggap tabu, Â hingga mengungkapkan perasaan kesedihan melalui curahan hati. Melihat gejala ini, mungkinkah ada teman atau keluarga yang mengalami hal yang sama?
Kondisi kesehatan mental yang tidak stabil bisa berakibat fatal jika berlarut-larut dan tidak mendapatkan penanganan. Apalagi bisa dikatakan tekanan pekerjaan, masalah keluarga, konflik dengan sekitar, dan konflik dengan diri sendiri menambah beban bagi mereka yang memang sudah mengalami gejala depresi. Mari kenali beberapa indikasinya agar kita bisa memberikan dukungan yang tepat.
Amati Perubahan Perilaku
Kecenderungan penderita depresi bisa jadi berubah pemurung atau sebaliknya, menunjukkan perilaku menonjol yang tidak normal dan tidak natural. Umumnya masyarakat akan memberikan penghakiman akan heran dan berguman, Â "Ih, kenapa sih". Namun mereka tidak mengetahui bahwa di balik perilaku tersebut, seorang individu sedang berapa dalam level energi yang rendah. Inilah pentingnya bagi setiap orang untuk memiliki empati terhadap keadaan orang lain.
Berkeluh kesah di sosial media
Media sosial kadang sudah menjelma menjadi open diary dan setiap orang merasa bebas mengekspresikan dirinya. Masalahnya, penerimaan yang didapatkan oleh netizen terbatas pada apa yang mereka lihat dan baca pada layar ponsel atau komputer. Seseorang yang mengalami tekanan biasanya kerap mengunggah gambar yang kontroversial dan tulisan yang mencerminkan suasana hati mereka. Bersungguh-sungguh atau tidak, Â celakanya netizen menganggap bahwa mereka punya hak untuk memberikan komentar yang sayangnya lebih banyak sisi negatif. Respon yang seperti ini menyebabkan seseorang merasa tidak berharga dan tidak dicintai. Akibatnya dia merasa semakin terpuruk. Maka penting bagi pengguna dunia maya untuk menahan diri memberikan komen negatif. Sebaliknya berikan doa dan dukungan saat seseorang mengalami situasi yang tidak menyenangkan.
Perhatikan perubahan penampilan
Menurunnya semangat tentu berimbas pada motivasi untuk tampil rapi dan bersih. Pada kasus yang berbeda, perubahan penampilan juga bisa ekstrim seperti merubah gaya namun terlihat janggal dan tidak menunjukkan kondisi yang sehat. Alih-alih menjauhi, tetaplah bersikap sopan kepada seseorang yang dari permukaan sudah terlihat memiliki masalah yang berat. Pada dasarnya energi bervibrasi, apabila aura yang dikeluarkan positif, Â maka energi yang diterima pun juga demikian.
Perubahan pola makan dan minum
Makan dan minum berlebihan atau tidak sama sekali dalam jangka waktu tertentu bisa menandakan ada yang tidak normal pada keseimbangan hati, otak,  dan tubuh. Perasaan bahwa dengan makan masalah bisa terlupakan sejenak atau sebaliknya nafsu makan menurun  bisa mempengaruhi sistem kerja organ. Ditambah lagi apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak sehat dan mengandung unsur yang merugikan kesehatan. Jika ada orang di sekitar kita yang mengalami hal ini,  luangkan waktu untuk bersamanya dan jadilah pendengar yang baik. Namun jangan lupa,  bahwa kapasitas anda hanya sebagai pendukung tanpa perlu terhanyut dalam emosi yang dirasakan olehnya.
Mengkonsumsi obat-obatan
Bukan hanya narkotika, Â obat-obatan biasa atau anti depresan yang dikonsumsi dalam jumlah banyak bisa menjadi salah satu pertanda apakah seseorang dalam kondisi mental yang sehat atau tidak. Biasanya mereka melakukan percobaan apakah obat-obatan tersebut memberikan ketenangan dan tentu saja jelas nyatanya tidak. Saat kondisi ini terjadi maka peran keluarga dan orang-orang terdekat untuk mendampingi menjadi sangat vital. Keberanian untuk melakukan hal yang sangat berbahaya tersebut ibarat sinyal S.O.S yang dikirimkan dan membutuhkan bantuan yang cepat.
Kepedulian untuk peka melihat kecenderungan-kecenderungan di atas, dapat menyelamatkan seseorang dari keterpurukan yang dia sendiri tidak tahu cara menghadapinya. Memang setiap orang memiliki kapasitas yang berbeda dalam menyikapi hidup tergantung pada kuat atau tidaknya pondasi yang dimiliki, ketangguhan mebghadapi masalah, Â dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara bijak.
Berbagai upaya penyembuhan secara psikologis dapat dilakukan di antaranya dengan menjadi rekan atau keluarga yang baik untuk  mereka. Sesi konselingpun dapat dicoba apabila membutuhkan saran dan bimbingan ahli. Selaras dengan hal tersebut, keseimbangan hidup melalui kegiatan  fisik, olahraga, meditasi, dan beribadah turut menjadi perdukung bagi kesehatan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H