Mohon tunggu...
Eva Rosita
Eva Rosita Mohon Tunggu... Lainnya - Art and Education

Art, Linguistics, and Education

Selanjutnya

Tutup

Film

Ad Astra, Lebih dari Sekedar Menjelajah Antariksa

21 September 2019   18:55 Diperbarui: 21 September 2019   19:26 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Akhirnya kita bisa berwisata ke Bulan dengan nyaman dan merasakan fasilitas ala science center. Bahkan pada roket menuju ke sana, Anda bisa memesan selimut dan bantal yang sewanya dibandrol harga di atas $100. Berminat booking tiket ke sana? Sayangnya hal ini baru bisa dinikmati pada potongan film yang dibintangi oleh Brad Pitt, Ad Astra. 

Berlatarkan misi perjalanan ke luar angkasa untuk mencari eksistensi makhluk hidup lain di galaksi, Ad Astra yang diartikan 'to the Stars' arahan sutradara James Gray memang berbeda dengan film scifi serupa lainnya. 

Visualisasi bumi dari luar atmosfer terlihat impresif, demikian juga tampilan permukaan bulan, dan planet lain seperti Mars dan Neptunus yang sangat memukau dan riil.  

Kendati dalam penulisan skrip lebih banyak monolog refleksi diri dari tokoh utamanya, Roy McBride yang diperankan Brad Pitt, namun selama durasi 2 jam 3 menit penayangannya dijamin penonton enggan  bergerak dari tempat duduk bahkan berkedip. 

Lalu berhasilkah penemuan kehidupan di luar angkasa pada film ini? Sesuai dengan realitas dan kontroversi di dunia nyata, tidak mudah mencari bukti adanya makhluk selain manusia di galaksi luas. Dalam penelitiannya, National Aeronautics and Space Administration (Nasa) belum berhasil membuktikan adanya eksistensi ciptaan Tuhan lainnya di luar bumi. Namun bukan mustahil apabila suatu saat potensi keberadaan mereka dapat dibuktikan. 

Selain sentuhan sains yang kental,  sisi imajinasi  juga dapat disaksikan pada Ad Astra. Misalnya pada saat semua awak kapal antariksa milik Norwegia yang fokus di bidang penelitian primata diprediksi dimakan oleh gorilla. Kontan saja penonton bergumam,  "Oh, wow, how can that happen?". 

Lalu pada adegan Roy McBride mencoba menembus cincin Neptunus yang berdebu menggunakan bagian lempengan kapal luar angkasa layaknya tameng. Tapi sekali lagi, bagian-bagian ini tidak mengurangi sisi menarik dari film tersebut karena banyak juga yang masuk akal seperti dampak psikologis yang dialami oleh para tokoh dalam cerita. 

Di balik kemasan imajinasi, ternyata tersirat pesan moral yang aktual dalam film dengan budget $80-87,5 juta dolar ini. Di kehidupan modern banyak orang yang terhanyut dengan pekerjaan dan ambisi yang entah bermakna atau tidak dan berakhir dengan perasaan kesendirian. 

Lalu kemudian mengesampingkan hal yang berharga yaitu keluarga dan aspek lainnya. Maka heartwarming message di akhir layar, I choose to live and love, membekas di hati para penonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun