Mohon tunggu...
Eva Rosita
Eva Rosita Mohon Tunggu... Lainnya - Art and Education

Art, Linguistics, and Education

Selanjutnya

Tutup

Pertunjukan Pilihan

Yayoi Kusama dan Dunia Polkadot

18 Mei 2018   20:45 Diperbarui: 19 Mei 2018   10:20 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung National Gallery Singapore menikmati salah satu sudut dalam pameran Yayoi Kusama: Life is the Heart of the Rainbow. || (KOMPAS.com/ESTU SURYOWATI)

Identik dengan wig warna merah menyala dan motif polkadot, pekan ini sosok Yayoi Kusama menjadi salah satu pelukis dunia asal negeri sakura yang ramai dibicarakan di tanah air. 

Sejak jadwal pameran karya Kusama bertajuk Life is the Heart of the Rainbow diumumkan di portal website Museum Macan, para pecinta seni seperti tidak mau melewatkan melihat secara langsung karya-karya sang pelukis.

Selain  Museum Macan, pameran karya Kusama dengan judul berbeda juga tengah digelar di seluruh dunia, di antaranya All About My Love di  Matsumoto City Museum of Art Nagano dan Infinity Mirrors di Art Galery of Ontario.

Terlepas dari sebagian besar pemburu foto instagram dan sedikit yang memang pengamat seni, pameran Yayoi Kusama patut mendapatkan sorotan. Obsesi Kusama terhadap motif polkadot yang tahun  ini berusia 89 tahun dimulai saal dia terus menerus berhalusinasi dan melihat polkadot di setiap benda yang dilihatnya.

Kusama mulai melampiaskan hal tersebut ke dalam bentuk berbagai lukisan bermotif polkadot, patung, dan instalasi. Salah satu favoritnya adalah The Pumpkin; All the Eternal Love I Have for Pumpkins.

Melebarkan sayapnya di Amerika pada masa muda di tahun 1958, Kusama bereksplorasi dengan bebas dengan serba-serbi polkadot, bahkan dia juga menjadikan tubuh manusia sebagai kanvas hidup.

Seiring dengan memburuknya kondisi mental Kusama, pada 1973 dia memutuskan untuk kembali ke Jepang.  Kusama menjalani perawatan di Mental Illness tidak jauh dari studionya. Di sanalah dia mulai membuat karya-karya berukuran besar hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Pertunjukan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun