Mohon tunggu...
Everidea Education
Everidea Education Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Perusahaan

Everidea Education adalah Social Impact Organization yang berfokus pada pengembangan pendidikan 21st Century Skills melalui Gamifikasi, Digital Assessment, dan Konten Kreatif Digital.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pekerjaan Dijadikan Permainan? Emang Bisa?

29 September 2021   17:20 Diperbarui: 29 September 2021   17:32 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Halo, Sobat Edu! Gimana kabarnya? Semoga sehat-sehat terus, ya! Di tengah pandemi seperti sekarang ini suka merasa overwhelmed sama pekerjaan sendiri ga, sih? Merasa pekerjaan seakan tambah banyak dan menumpuk sampai akhirnya kamu merasa burn out karena pekerjaan kamu. Wah, itu kan gawat banget ya Sobat Edu, selain membuat lelah fisik pasti mental juga akan terkena dampaknya. Kalau pernah mengalami seperti itu, Rafi mau ajakin kamu buat ngurangin tekanan dari pekerjaan dan menjadikan pekerjaan kamu lebih menyenangkan. Lho, emangnya bisa? Bisa, dong. Dengan menerapkan konsep gamifikasi dalam pekerjaan kamu.

Gamifikasi? Kenapa harus gamifikasi? Gamifikasi sebenernya apa, sih? Pasti Sobat Edu juga ingin, kan kalau tugas yang dikerjakan jadi lebih ringan atau bahkan jadi menyenangkan. Sepertinya Seobat Edu mulai muncul banyak pertanyaan, kan di dalam kepala. Tapi tenang, Rafi akan bahas satu persatu khusus untuk kamu, Sobat Edu. Jadi, seperti yang Rafi tulis di atas, gamifikasi bisa bikin pekerjaan yang tadinya terasa sangat berat, bisa mulai dikurangi sedikit demi sedikit tekanannya dengan cara menerapkan mekanik atau komponen-komponen yang ada di dalam sebuah games ke dalam pekerjaan kita. Buat lebih jelasnya lagi, kita bahas dari pengertiannya terlebih dahulu, yuk!

Jadi, Gamifikasi adalah penerapan prinsip-prinsip yang ada di dalam games (permainan) ke dalam bidang lainnya (Bishop, 2015). Maksudnya bidang lain, tuh dalam konteks non-gaming, Sobat Edu! Seperti bidang pendidikan, sosial, bisnis, ataupun bidang-bidang lainnya (Stock, 2007). Salah satu fungsinya adalah meningkatkan kinerja seseorang dengan cara mengaplikasikan komponen-komponen dalam games ke dalam keseharian kita (Zagal & Deterding, 2018).

Sobat Edu kalau bermain games merasa seneng ga, sih? Pastinya seneng, kan! Sesuai dengan pernyataan Kapp, bahwa orang suka bermain games karena dianggap menyenangkan, menarik, dan mendidik (Sitorus, 2016). Permainan disusun dengan aturan-aturan, tujuan (goals), pangkat, tingkatan, hadiah, dan sebagainya seringkali menjadi stimulus bagi pikiran banyak orang sehingga membuat Sobat Edu lebih bersemangat ketika sedang bermain games. Nah, Dengan adanya komponen-komponen dari games yang Rafi sebutkan di atas, kita coba untuk aplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga meningkatkan keseruan ketika sedang mengerjakan tugas dan harapannya produktifitas pun bertambah. Inilah yang menjadi tujuan dari gamifikasi, Sobat Edu.

Mekanik? Komponen? Itu tuh sebenernya apa, sih? Sobat Edu pasti pernah denger, dong istilah-istilah yang terdapat di dalam game seperti level (progres), challenges (tantangan),  leaderboards (klasemen), point (pemberian nilai), sampai pemberian rewards ketika kita berhasil mencapai target yang telah ditetapkan (Aini, Rahardja, Moeins, & Apriani, 2018). Kita coba bahas satu persatu lagi, yuk!

  1. Level (Progres)Level tuh sarana untuk menunjukkan sebuah perkembangan dari seseorang (Aini et al., 2018). Kalau dalam games, level biasanya akan ditunjukkan dengan angka. Semakin besar angka yang ditunjukkan oleh level Sobat Edu artinya menunjukkan semakin berpengalaman juga Sobat Edu. Dalam beberapa permainan ada juga yang disebut dengan progres yang ditunjukkan dengan metaphor (bronze, silver, gold, platinum, etc.).
  2. Challenges (Tantangan)Challenges ini dibuat oleh sistem nih Sobat Edu, dengan tujuan menambah pengalaman (exp) dari Sobat Edu, sehingga akan membuat progres ataupun level kamu meningkat. Biasanya semakin sulit challenges yang dilakukan maka exp dan point yang didapatkan akan lebih besar juga.
  3. Point (Nilai)Point ini bakal jadi tolak ukur dari penentuan seseorang dalam leaderboards. Biasanya didapatkan dari menyelesaikan sebuah challenge yang kemudian dikonversi menjadi angka yang disebut dengan Poin. Penilaian ini sifatnya objektif dan udah diatur juga oleh sistem sehingga meminimalisasi terjadinya error.
  4. Leaderboards (Klasemen)Ini fitur yang bakal nunjukkin tingkatan Sobat Edu, bisa berupa rank individu/kelompok. Semakin besar pencapaian yang diraih, semakin tinggi pula posisi kamu dalam klasemen. Dengan adanya konsep leaderboards ini akan melahirkan suasana kompetisi dalam suatu permainan.
  5. Reward (Hadiah)

Ini yang paling ditunggu-tunggu sih pastinya. Bener ga nih, Sobat Edu? Semakin banyak challenge yang diambil sama kamu, poin yang kamu dapetin ketika challenge tersebut selesai jadi lebih banyak juga. Adanya sistem seperti ini, tuh bakal bikin Sobat Edu baik itu individu atau kelompok akan berlomba-lomba tentunya untuk jadi yang teratas dalam leaderboards. Tujuannya hanya satu, adanya rewards yang menanti, dong pastinya, hihihi. Dengan adanya hadiah, suasana kompetisi akan terbangun dan membuat orang-orang lebih bersemangat lagi dalam mencapai posisi teratas.

Gamifikasi juga udah dipake sama perusahaan-perusahaan besar, lho. Kita ambil contoh Shopee, ada banyak banget nih, gamifikasi yang udah diterapkan oleh Shopee. Contohnya, fitur Shopee Loyalty, semakin banyak kamu membeli barang menggunakan Shopee, maka semakin tinggi juga Level kamu (dalam fitur ini ditunjukkan dengan classic, silver, gold, dan platinum). Dan semakin tinggi Level kamu, Shopee akan memberikan benefit yang lebih tinggi juga seperti promo, diskon, dan berbagai macam benefit lainnya.

 Nah, setelah memahami konsep dari gamifikasi, Sobat Edu bisa mengaplikasikan konsep gamifikasi ini dalam kehidupan sehari-hari, nih. Misalkan, kamu mendapatkan beberapa tugas dari dosen, Sobat Edu bisa tentukan batas akhir pengumpulan tugas sesuai dengan keinginan kamu (challenge kepada diri sendiri), dan ketika Soba Edu berhasil menyelesaikan tugas tersebut dengan waktu lebih cepat dari yang Sobat Edu tentukan sendiri, kamu bisa tuh kasih reward sebagai bentuk terima kasih karena kamu udah berjuang menyelesaikan challenge tersebut.

Gamifikasi juga bisa dilakukan oleh kelompok, lho. Sobat Edu engga harus selalu melakukannya sendiri. Sebagai contoh, cobalah ajakin teman-teman dan bikin sebuah kelompok belajar. Sistemnya masih sama dengan pemberian hadiah, hanya saja dilakukan dengan lebih banyak orang sehingga suasana kompetisi akan lebih terasa. Gimana, Sobat Edu? Seru banget, kan!

Nah, setelah memahami konsep dari gamifikasi, kira-kira Sobat Edu udah siap belum untuk mengaplikasikan konsep ini ke dalam aspek kehidupan? Tentu harapannya, Sobat Edu bisa menemukan cara untuk menjadikan banyaknya pekerjaan terasa lebih menyenangkan dengan menerapkan konsep gamifikasi yang sudah kita bahas tadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun