Mohon tunggu...
Everd Daniel
Everd Daniel Mohon Tunggu... lainnya -

Credo intelektual semestinya tumbuh dan besar bersama huruf dan hidupnya dihabiskan untuk bertemu dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Musafir

25 September 2013   11:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bahu jalan masih terendam luka

Urat seakan hening membalut jejak kepergianmu.

Ku ragu dengan detak nadi mu

Yang terhantar dengan irama yang asing.

Geliat jalan laju membentang cerita

Tentang mu yang seakan betah berkelana ke negeri seberang,

Sedangkan, segumpal tafsir masih gelisah

Mencari jejak arah pulang.

Mestikah kepulangan mu tertahanan musim semi yang angkuh?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun