Mohon tunggu...
Evelyn Fedora Wisaka
Evelyn Fedora Wisaka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Self-Esteem dan Kesehatan Mental: Bagaimana Persepsi Diri Dipengaruhi oleh Lingkungan Sosial?

25 September 2024   14:07 Diperbarui: 25 September 2024   14:08 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Self-esteem, atau yang lebih kita kenal dengan "harga diri", merupakan bagaimana kita menilai diri sendiri--- seberapa besar kita merasa berharga dan percaya pada kemampuan yang kita miliki. Self-esteem yang sehat dan imbang penting untuk kesehatan mental, karena tanpa disadari, self-esteem ini mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi di kehidupan.

Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Self-Esteem

Lingkungan sosial mencakup kerabat, teman, rekan kerja, termasuk interaksi kita dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan di media sosial. Interaksi dengan orang terdekat hingga pengaruh norma sosial yang semakin meluas, hubungan ini cukup memberikan umpan balik yang bisa memperkuat, atau sebaliknya, meruntuhkan self-esteem seseorang.

Mulai dari keluarga, hubungan kita dengan orang tua atau anggota keluarga lainnya ternyata sangat mempengaruhi self-esteem diri kita pada saat ini. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh dukungan dan afeksi cenderung memiliki self-esteem yang lebih baik dibandingkan mereka yang tumbuh dalam keluarga yang cenderung mengabaikan dan lebih banyak mengkritik.

Lingkaran pertemanan atau yang sekarang biasa kita sebut dengan circle, juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan kepada self-esteem yang kita miliki. Dukungan sosial dari lingkungan pertemanan yang positif cenderung dapat meningkatkan harga diri, karena di situ lah dimana perasaan dan pikiran kita bisa tervalidasi. Sebaliknya, jika kita berada dalam lingkungan pertemanan yang acuh tak acuh atau, atau jika suatu individu pernah mengalami bullying di dalam suatu lingkup pertemanan yang memberikan tekanan sosial, dapat merusak self-esteem suatu individu.

Self-Esteem yang Rendah dan Kesehatan Mental

Masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan sering kali berhubungan dengan keadaan self-esteem yang rendah. Suatu individu dengan self-esteem yang rendah mungkin cenderung merasa tidak mampu dalam mengatasi tantangan hidup, meragukan kemampuannya, dan mudah terpengaruh oleh penilaian negatif dari orang lain.

Self-esteem tidak hanya dipengaruhi oleh keyakinan internal, tetapi juga oleh bagaimana lingkungan sosial di sekitar kita memberi umpan balik dan berinteraksi dengan kita. Membangun hubungan yang positif dan memperbaiki cara kita menanggapi orang-orang di lingkungan sosial kita adalah langkah penting menuju self-esteem yang lebih sehat dan kesejahteraan mental yang lebih baik.

Sumber:

  • Baumeister, R. F. (1993). Self-Esteem: The Puzzle of Low Self-Regard. Springer.

  • Orth, U., & Robins, R. W. (2014). The Development of Self-Esteem. Current Directions in Psychological Science, 23(5), 381--387.

  • Valkenburg, P. M., & Peter, J. (2013). The differential susceptibility to media effects model. Journal of Communication, 63(2), 221-243.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun