Mohon tunggu...
Evelyn LidyaAprilia
Evelyn LidyaAprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahsiswa

Pegiat Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Penyakit Demam Berdarah dan Peran Kesehatan Masyarakat

18 September 2024   15:30 Diperbarui: 18 September 2024   15:39 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan serius di negara tropis seperti Indonesia, di mana iklim yang hangat dan lembab menciptakan lingkungan ideal bagi perkembangan nyamuk tersebut. Setiap tahunnya, DBD menyebabkan ribuan kasus kematian, terutama di kalangan anak-anak, serta beban ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dan pemerintah. Tantangan dalam penanganan DBD tidak hanya bersifat medis, tetapi juga sosial, karena pencegahan dan pengendalian penyakit ini memerlukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.

Salah satu tantangan utama dalam mengendalikan penyebaran DBD adalah tingginya tingkat urbanisasi yang menyebabkan perubahan pola hidup masyarakat. Pembangunan yang tidak terencana sering kali menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, seperti genangan air di tempat-tempat yang tidak terawat. Selain itu, perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan juga menjadi faktor penyebab tingginya kasus DBD. Penggunaan wadah terbuka untuk menampung air, tidak membuang sampah dengan benar, serta minimnya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar memperburuk situasi ini.

Selain faktor lingkungan, tantangan lain yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang gejala dan bahaya DBD. Banyak orang yang tidak mengenali gejala awal penyakit ini, sehingga mereka cenderung terlambat mencari pertolongan medis. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi yang serius dan bahkan kematian. Sosialisasi dan edukasi kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara mencegah DBD dan pentingnya deteksi dini.

Dalam upaya mengatasi tantangan ini, peran kesehatan masyarakat sangatlah penting. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan salah satu pendekatan yang telah lama diterapkan untuk mengurangi populasi nyamuk penyebar DBD. Melalui program ini, masyarakat diajak untuk secara rutin membersihkan lingkungan, menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Namun, keberhasilan program PSN sangat bergantung pada tingkat partisipasi dan kesadaran masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang berkelanjutan dalam memberikan edukasi dan motivasi kepada masyarakat.

Selain PSN, penguatan sistem kesehatan juga diperlukan untuk menangani kasus-kasus DBD yang terdeteksi. Peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, penyediaan obat-obatan yang memadai, serta pelatihan tenaga medis untuk dapat menangani pasien DBD secara tepat adalah beberapa langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah. Penggunaan teknologi modern, seperti aplikasi pemantauan nyamuk dan deteksi dini wabah, juga dapat menjadi solusi yang efektif dalam meminimalisir penyebaran penyakit ini.

Pada akhirnya, pencegahan dan pengendalian DBD memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan seluruh pihak, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, hingga masyarakat. Dengan meningkatkan kesadaran, mengubah perilaku hidup, dan menjaga kebersihan lingkungan, diharapkan penyebaran DBD dapat ditekan dan angka kematian akibat penyakit ini dapat dikurangi secara signifikan.

Kata Kunci: Demam, Kesehatan, Lingkungan, Masyarakat, Nyamuk, Pencegahan, Penyakit,

Daftar Pustaka

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Tantangan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Diakses dari [https://www.kemkes.go.id](https://www.kemkes.go.id)

2. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (2023). Dengue and severe dengue. Diakses dari [https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue](https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue)

3. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). (2023). Dengue Fever. Diakses dari [https://www.cdc.gov/dengue/](https://www.cdc.gov/dengue/)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun