Pemerintah negara secara langsung berinteraksi dengan masyarakat internasional dalam diplomasi publik. Diplomasi publik digunakan untuk meningkatkan pemahaman, memperkuat hubungan, dan mendukung kepentingan nasional negara melalui komunikasi terbuka dan berbagai aktivitas budaya, pendidikan, dan lain-lain yang berorientasi pada publik. Diplomasi publik adalah alat penting dalam diplomasi kontemporer yang melibatkan masyarakat internasional secara langsung.
Negara-negara dapat membangun pemahaman, memperkuat hubungan, dan mempromosikan kepentingan nasional mereka melalui komunikasi terbuka dan berbagai kegiatan. Kesadaran akan pentingnya dialog dan pengertian antara berbagai budaya dan perbedaan sosial adalah sumber inspirasi diplomasi publik karena kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi informasi serta keterlibatan langsung dengan masyarakat untuk membangun hubungan yang lebih kuat di seluruh dunia adalah harapan masa depan. (Basnu Al Busyra, 2018).
Sejak September 1950, hubungan Prancis-Indonesia telah berkembang dengan baik dan terus meningkat, seperti yang ditunjukkan oleh kerja sama di berbagai bidang. Selain itu, kerja sama yang dimaksud dapat dilihat dari dialog dan kunjungan pejabat kedua negara, baik dalam kerangka bilateral maupun multilateral, serta dukungan satu sama lain dalam berbagai pencalonan dan kolaborasi di organisasi internasional. Pada kunjungan resmi Perdana Menteri Franois Fillon ke Indonesia dari 30 Juni hingga 2 Juli 2011, kedua negara mencapai kesepakatan untuk membangun Kemitraan Strategis dengan fokus pada lima bidang kerja sama yang dapat disebutkan yaitu perdagangan dan investasi, kemudian pendidikan, lalu industri pertahanan, hubungan sosial budaya dan antar orang, dan climate change.
Pada program PINTU, kolaborasi antara Prancis dan Indonesia ini berfokus kepada industri fashion, kembali kepada sejarah negara Prancis, Prancis sudah lama menggunakan diplomasi publik sebagai bentuk instrumen soft power terhadap negara-negara lain secara global, diplomasi publik Prancis memiliki fokus yang mengutamakan pada penyebaran bahasa, seni, sastra, dan arsitektur di seluruh dunia.
PINTU Incubator adalah platform bilateral yang bertujuan untuk mendorong usaha kreatif dan UKM muda di bidang fashion di Indonesia dan Prancis. Program ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesiapan peserta dalam menghadapi pasar global dan memberi banyak peluang yang lebih besar. PINTU Incubator adalah program inkubasi yang dibuat oleh JF3, LAKON Indonesia, dan Kedutaan Besar Perancis melalui Institut Francais d'Indonesie (IFI). Program ini sudah berjalan sejak tahun 2004 sampai dengan saat ini, yang diinisiasi untuk memulai kerjasama internasional dengan mengajak para kreator muda Prancis untuk berpartisipasi dalam program inkubator PINTU di Jakarta, Indonesia. PINTU Incubator merupakan platform yang memungkinkan merek fashion Indonesia untuk memasuki pasar global, sebagai contoh adalah PINTU Incubator yang mengadakan Paris Trade Show Premiere Classe di Paris, Prancis, pada 3-6 Maret 2023 dengan memilih 4 brand fashion Indonesia seperti PARAPOHON, APAKABAR, TENUN IMAM, dan TENUN LURIK RACHMAD untuk ikut serta berpartisipasi dalam Paris Trade Show Premiere.
Prancis telah berusaha untuk meningkatkan kepentingan nasional mereka melalui diplomasi publik yaitu dalam sektor kebudayaan, salah satu kepentingan nasional ini adalah untuk mempertahankan identitas dan warisan budaya yang. Program-program seperti Festival Sinema Prancis dan Semaine de La Francophonie bertujuan untuk mendukung kepentingan nasional Prancis melalui dimensi kebudayaan mikro, seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, dan kesenian, dan makro, seperti propaganda. Dan dalam perihal kerjasama internasional Prancis telah bekerja sama dengan Indonesia melalui berbagai program kebudayaan. Sebagai contoh, Prancis telah mendirikan Institut Franais di empat kota Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Di sana, orang Indonesia dapat belajar bahasa Prancis, mengakses perpustakaan, dan mengambil bagian dalam kegiatan yang diadakan oleh Institut Franais.
Menurut Ellen Huijgh dalam buku The SAGE Handbook of Diplomacy terdapat beberapa faktor untuk mencapai diplomasi publik yang efektif, hal tersebut dapat disebutkan sebagai berikut:
Strategi Komunikasi: Untuk menyampaikan pesan secara efektif kepada khalayak sasaran, sangat penting untuk membuat strategi komunikasi yang jelas dan koheren.
Kredibilitas dan Kepercayaan: Keberhasilan inisiatif diplomasi publik bergantung pada peningkatan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat.
Pemahaman Budaya: Memahami budaya khalayak sasaran membantu menyusun pesan yang sesuai dengan mereka.