Mohon tunggu...
Evelyn Patricia
Evelyn Patricia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya

Hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Etika dan Estetika dalam Dunia Filsafat yang Perlu Kamu Ketahui

20 Juni 2024   17:35 Diperbarui: 20 Juni 2024   19:11 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sisi lain, ada estetika yang berbicara tentang nilai keindahan atau kejelekkan dan biasanya berkaitan dengan karya seni. Pernahkah Anda merasa kagum terhadap suatu karya seni yang indah, baik itu lukisan maupun musik? Lukisan yang memukau, melodi musik yang menyentuh, pesona keindahan alam, semua pengalaman estetika yang menimbulkan perasaan senang, kagum, dan refleksi ini menjadi inti dari filsafat estetika. 

Jika etika tadi berkaitan dengan moral, estetika membahas hal-hal yang berkaitan dengan artistik. Estetika lahir dari penilaian manusia tentang keindahan. Estetika menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti “Apakah yang membuat sesuatu menjadi indah?” atau  “Apakah keindahan bersifat objektif atau subjektif?”. 

Ruang lingkup bahasan estetika filosofis adalah definisi seni, fungsi seni, kreasi, apresiasi, dan prinsip penilaian estetik. Ada beberapa perspektif dalam filsafat estetika untuk menilai keindahan:

  1. Teori Objektif: keindahan bersifat objektif dan universal, terlepas dari persepsi individu. Ada ukuran standar universal yang menentukan apa yang indah dan tidak, seperti tempo, garis, presisi, proporsi, simetri, dan kompleksitas yang dianggap sebagai elemen yang berkontribusi pada keindahan.

  2. Teori Subjektif: indah atau tidaknya suatu hal tergantung persepsi individu atau dapat dikatakan sebagai subjektif karena apa yang dianggap indah orang seseorang belum tentu dianggap indah oleh orang lain. Contoh: pengalaman pribadi, budaya, dan preferensi seseorang bisa memengaruhi penilaiannya tentang keindahan.

Etika dan estetika adalah dua cabang filsafat yang memiliki hubungan yang erat dan saling memengaruhi. Pengalaman estetika yang dirasakan bukan hanya tentang sensai kesenangan, tetapi juga tentang membuka diri terhadap berbagai perspektif dan nilai-nilai. 

Ketika kita terpesona dengan keindahan alam atau karya seni, kita terhubung dengan emosi dan pengalaman orang sehingga ni dapat menumbuhkan perasaan empati dan kasih sayang kita sebagai manusia. 

Pengalaman estetika juga bisa mendorong refleksi diri dan introspeksi. Dengan menyadari keindahan dapat membuat kita merenungkan nilai-nilai dan keyakinan kita, dimana hal ini bisa mendorong kita untuk menjadi individu yang lebih baik. 

Kritis seni bukan hanya tentang menilai keindahan karya seni, tetapi juga tentang mengevaluasinya secara moral. Seni yang provokatif dapat memicu diskusi dan dialog tentang isu-isu etika yang kemudian bisa mendorong masyarakat untuk berdebat tentang nilai moral dan norma. Hal ini membuka ruang untuk berefleksi kritis dan memperkaya pemahaman manusia tentang etika dan estetika. 

Seniman memiliki tanggung jawab etika dalam karyanya. Mereka perlu mempertimbangkan dampak moral dari karyanya. Apakah melalui karya ini dapat menumbuhkan nilai positif atau justru mendorong perilaku yang tidak terpuji? 

Daftar Pustaka:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun