Pesugihan merupakan sebuah praktik yang diyakini sebagai cara memperoleh kekayaan secara instan, hal ini bahkan bukanlah hal baru di telinga masyarakat dan kerab terjadi di indonesia bahkan telah lama menjadi tradisi dan budaya masyarakat di belahan dunia. Kendati demikian, pesugihan biasanya dilakukan melalui sebuah ritual atau cara cara supranatural lainnya.
Dari sudut pandang ekonomi, pesugihan adalah fenomena yang kompleks dan multidimensi, tentunya hal ini memicu banyak pertanyaan serta analisa mendalam tentang bagaimana korelasi hal tersebut dengan prinsip- prinsip ekonomi serta dampaknya terhadap individu maupun masyarakat.
Salah satu aliran utama ekonomi yaitu ekonomi ortodoks, memandang hal ini dengan kritis sekaligus skeptis. Para penganut ekonomi ortodoks beranggapan bahwa kekayaan yang didapatkan melalui praktik pesugihan tidak berkelanjutan serta bertentangan dengan prinsip prinsip ekonomi rasional. Alasan Utama kritik ini yaitu terletak pada konsep “ nilai tukar’’ dan “usaha”.
Hal ini karena kekayaan yang diperoleh melalui praktik pesugihan tidak dihasilkan melalui proses produksi, distribusi, atau konsumsi yang terukur. Karena dasar dari pemikiran ekonomi ini, hal tersebut memicu keraguan tentang nilai instrinsik kekayaan yang didapatkan dan potensinya untuk menciptakan nilai tambah bagi diri sendiri maupun masyarakat.
Alasan lainnya bahwa pesugihan sering kali dikaitkan dengan ritual atau Tindakan yang melibatkan unsur-unsur irasional dan spekulatif. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip ekonomi ortodoks yang menekankan pentingnya perencanaan, analisis resiko, serta pengambilan Keputusan yang rasional untuk mencapai sebuah tujuan ekonomi.
Di sisi lain, terdapat beberapa perspektif ekonomi alternatif yang menawarkan pandangan berbeda tentang pesugihan.
- Ekonomi Etika: Aliran ini menekankan bagaimana pentingnya moralitas dan etika dalam memperoleh kekayaan. Praktik pesugihan yang melibatkan ritual atau Tindakan yang merugikan orang lain, seperti menggunakan tumbal, dianggap tidak etis dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
- Ekonomi Spriritual: Pandangan ini memandang pesugihan sebagai cara untuk mengakses kekuatan spiritual untuk mencapai kelimpahan dan kesejateraan. Kekayaan yang diperoleh melalui pesugihan dilihat sebagai hasil dari kerja batin dan pengembangan diri.
- Ekonomi Budaya: Perspektif ini melihat pesugihan sebagai bagian dari tradisi dan budaya masyarakat tertentu. Ritual dan praktik pesugihan mungkin memiliki makna simbolis dan spiritual yang penting bagi penganutnya.
korelasi antara pesugihan dan konsep ekonomi sangatlah kompleks dan tidak dapat disederhanakan. Penting untuk mempertimbangkan berbagai perspektif dan sudut pandang dalam memahami fenomena ini, dan setiap individu wajib bertanggung jawab atas pilihannya dalam mencari kekayaan, serta pentingnya untuk menerapkan nilai dan etika kemanusiaan untuk apapun yang dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H