Mohon tunggu...
Dudy Rudianto
Dudy Rudianto Mohon Tunggu... Insinyur - Founder of Evello System - http://www.evello.co.id

Founder of Evello System - http://www.evello.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Analisis Media, Siapakah Presiden Kita Berikutnya?

21 Juni 2014   01:44 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:57 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem Evello mencatat, JK pada masa sebelum putaran pemilihan umum legislatif jauh lebih populer dibandingkan Hatta Rajasa. Sinyalemen ini makin menguatkan kubu Jokowi - JK dan pendukungnya bahwa sulit bagi Prabowo - Hatta untuk dapat bersaing ketat. Sampai Juni 2014, sistem evello mencatat bahwa sinyalemen tersebut berbanding terbalik. Hatta saat ini sangat berkontribusi dalam mendongkrak popularitas kubu Prabowo - Hatta di Media. Pemantauan yang dilakukan pada bulan april di media online memperlihatkan bahwa Hatta dapat mengungguli popularitas Jusuf Kalla.

[caption id="attachment_343857" align="aligncenter" width="341" caption="Popularitas Capres dan Cawapres bulan April 2014 di Media Online"]

1403243332986848405
1403243332986848405
[/caption]

Perang Kampanye "Hitam" di Media

Meningkatnya popularitas Hatta yang menggeser jumlah mention Jusuf Kalla menyebabkan konstelasi kampanye masing-masing kandidat bergeser. Kalau pada awalnya hanya Jokowi dan Prabowo yang menjadi sasaran kampanye putih dan kampanye hitam, maka perang kampanye pun berlanjut ke masing-masing cawapres. Jika didunia nyata perang antar pendukung kandidat lebih santun, maka perang didunia maya jauh lebih terbuka. Setidaknya perseteruan antar pendukung sudah sampai pada taraf puja puji dan caci maki bahkan jalur hukum pun ditempuh dengan masuknya laporan masing-masing pendukung kandidat Calon Presiden ke Kepolisian.

Lalu, benarkah kampanye di dunia maya (media online dan sosial) efektif untuk dilakukan. Pemantauan evello selama ini membuktikan sangat efektif. Setidaknya Jokowi dan Basuki sebagai cagub dan cawagub pernah membuktikannya pada pilkada DKI Jakarta. Kampanye didunia maya akan sangat efektif jika berlaku efek bola salju. Sebuah topik menjadi pemberitaan dimedia TV, memicu munculnya pemberitaan di media online untuk kemudian menarik perhatian para netizen melakukan sharing posting di facebook dan menciptakan trending topic di twitter. Trending topik ini akan memiliki efek jauh lebih signifikan jika kemudian diangkat dalam bentuk investigasi di Televisi. Berkampanye di Televisi saja, tanpa menimbulkan efek berlanjut ke media online dan media sosial akan menjadi sia-sia. Setidaknya Surya Paloh, Win-HT dan ARB yang menjadi primadona kampanye dimasing-masing TV yang dimiliki sudah terbukti perolehan suaranya di Pemilu Legislatif lalu. Jokowi dan Prabowo adalah contoh dimana efek berlanjut kampanye di media kerap dilakukan. Pemberitaan di Media Online terhadap masing-masing kandidat, membuka ruang diskusi terbuka yang berlanjut ke Facebook dan menjadi perdebatan hangat di Twitter. Hasilnya? Kubu Prabowo Hatta sukses meningkatkan tren popularitasnya, yang walaupun belum dapat mengalahkan, tetapi sudah dapat mendekati Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Membaca Tren Media

Karakteristik media online memiliki kesamaan karakter dengan media cetak dimana jumlah oplah terjual dan iklan adalah sumber pendapatan media cetak. Media online membutuhkan jumlah pembaca yang tinggi untuk menjaring pengiklan sebagai sumber pendapatan. Semakin berkualitas sebuah media online, umumnya tingkat kepercayaan netizen semakin tinggi. Hal ini ditandai juga dengan tingginya komentar masyarakat pada setiap pemberitaan yang disajikan.Sementara media sosial merupakan media jejaring tempat masyarakt bersosialisasi dengan karakter bebas dan tanpa batasan geografis. Media sosial merupakan perimbangan yang menciptakan ruang bagi masyarakat untuk dapat bersosialisasi secara bebas dan bertanggung jawab.

Survei International Telecommunication Union (ITU) pada Januari 2014 menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 72.7000.000 orang berarti sama dengan 29% populasi masyarakat Indonesia. Penetrasi jumlah pengakses internet melalui perangkat bergerak mencapai  14% dari jumlah populasi. Sementara, rata-rata pengakses internet melalui Komputer Personal mencapai 5 jam 47 Menit dan pengguna perangkat bergerak mencapai rata-rata 2 Jam 30 Menit. Melihat kenyataan ini, menggapai netizen bagi masing-masing kandidat merupakan cara yang murah meriah jika dilakukan secara efektif.

Jokowi memang efektif berkampanye di media. Pemantauan yang dilakukan dengan menggunakan sistem evello memperlihatkan bahwa Jokowi magnet bagi para netizen. Perbedaaan prosentase popularitas antara Jokowi dan Prabowo di media sangat tajam. Perjalanan Jokowi dan Prabowo sesuai dengan pantauan sistem Evello di media online terlihat seperti berikut:

[caption id="attachment_343924" align="aligncenter" width="483" caption="Gap antara Jokowi dan Prabowo di Media Online (Januari - Mei 2014)"]

1403260528849798161
1403260528849798161
[/caption]

Bulan Januari 2014 prosentase jurang Jokowi dan Prabowo mencapai 49,63%. Sementara pada bulan Mei,  prosentase jurang antara Jokowi dan Prabowo tinggal 14,81%. Data tersebut memperlihatkan bahwa tren Jokowi dari jumlah pemberitaan cenderung menurun dan turun secara signifikan semenjak Maret 2014. Pencalonan Joko Widodo sebagai Presiden yang diusung oleh PDIP sebelum dilangsungkannya pemilu legislatif April 2014 menyebabkan Jokowi menjadi sasaran tembak bersama oleh partai-partai peserta pemilu. Hal ini tentu saja menguntungkan Prabowo yang mendeklarasikan pencapresannya setelah pemilu legislatif selesai. Melihat tren tersebut di atas, Bulan Juni adalah bulan yang akan sangat menentukan bagi kedua kandidat untuk merebut hati pemilih (Evello akan menampilkan tren bulan Juni 2014 segera setelah memasuki akhir bulan Juni).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun