Mohon tunggu...
Eveline Zayra Natasha
Eveline Zayra Natasha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keluar dari Zona Nyaman

23 November 2024   18:05 Diperbarui: 24 November 2024   15:48 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita ini terjadi pada saat aku masih duduk ditingkat akhir sekolah dasar.dari kejadian ini aku menjadi lebih mandiri untuk menggunakan transportasi umum.

Setelah wabah penyakit covid  mulai mereda sekolah-sekolah sudah mulai melakukan kegiatan belajar tatap muka termasuk sekolahku.Saat itu,aku sangat senang karna bisa bertemu lagi dengan teman-temanku setelah sekian lama hanya bisa berkomunikasi melalui media sosial.Saat hari pertama masuk kami para peserta didik diperkenankan untuk membawa telepon gengam namun sepulang sekolah banyak peserta didik yang berkumpul dan bermain game,sebenarnya hal ini terjadi karna ingin melepas rindu setelah masa sekolah dasar kami terpotong oleh wabah covid,namun yang menjadi masalah,pada saat itu covid belum benar-benar berakhir,jumlah kasusnya masih sangat tinggi,pihak sekolah tidak ingin apabila nantinya ada salah satu murid yang terkena covid yang akan menularkannya ke murid lain karna adanya kontak fisik dari perkumpulan tersebut untuk mengurangi kontak fisik pihak sekolah memutuskan untuk para peserta didik tidak diperkenankan membawa telepon gengam.

Hari berikutnya,kami para peserta didik tidak ada yang membawa telepon gengam,awalnya aku merasa biasa saja karna telepon gengam hanya aku gunakan untuk menelfon orang rumah untuk meminta di jemput dan saat itu aku juga yakin akan dijemput tepat waktu karna wali kelas sudah menginformasikannya pada orang tua,namun selepas pulang sekolah aku tidak melihat Ibu atau Ayahku menunggu di depan sekolah,pada saat itu aku berpikir antara dari mereka sedang berada di jalan,sekitar 40 menit aku menunggu namun aku belum tetap di jemput,karena keadaan sekolah mulai sepi,aku memutuskan untuk pulang sendiri menggunakan angkutan umum.Dengan bermodalkan nekat dan uang saku yang tersisa Aku datang menghampiri Satpam. "Pak,boleh tolong sebrangin saya".kataku.satpam sekolah dengan senang hati menyebrangiku.aku sampai kerumah dengan dengan selamat namun di rumah hanya ada Kakak laki-lakiku,Aku bertanya mengenai keberadaan kedua orang tuaku. "Hah,kok sudah pulang tadi barusan saja papa menjemputmu".jawab Kakak laki-lakiku.Aku langsung menghubungi Ayahku untuk memberi kabar bahwa aku sudah sampai dirumah.Ayahku terkejut dan kecewa karna aku pergi tanpa meninggalkan pesan kepada orang sekitar sekolah sehingga Ayahku sudah panik mencari keberadaanku di lingkungan sekolah.

Dari kejadian ini Aku belajar untuk meminta izin sebelum melakukan sesuatu,karena kita tidak tahu hal yang kita lakukan mengkhawatirkan atau tidak,tetapi kejadian ini juga mengajarkanku untuk mandiri atau bisa untuk menggunakan transportasi umum,sehingga Aku juga dapat keluar dari zona nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun