"Bagaimana jadinya kalau si bayi kecil nggak pernah diajak ngobrol, nggak pernah dengar suara orang tuanya, bahkan nggak pernah lihat senyuman atau ekspresi wajah. Apa yang bakal terjadi? Apa benar dampaknya bakal begitu besar?
Pernah ga sih kalian berpikir kayak gini? Ternyata interaksi sesederhana ngobrol, tersenyum, atau sekedar memandang bayi akan berpengaruh besar pada perkembangan bayi.Â
Dari ngobrol dan dengerin suara orang-orang sekitar, bayi belajar buat paham bahasa dan gimana cara komunikasi. Nah, kalau nggak ada interaksi ini, bisa-bisa si bayi jadi terlambat ngomong atau bahkan bingung buat ngungkapin perasaan dan ekspresi dirinya. Selain itu, otaknya juga kurang distimulasi, karena interaksi kayak ngajak ngobrol, senyum-senyum, atau nyanyi bareng tuh bikin otaknya makin berkembang. Kalau nggak ada, jalur buat perkembangan bahasa, komunikasi, dan kemampuan sosialnya jadi nggak maksimal. Jadi interaksi itu penting banget, nggak cuma buat belajar ngomong, tapi juga buat dia belajar ngerti emosi orang lain dan ngerasa aman. Makanya, ngobrol sama bayi, bahkan cuma ngajak ngomong soal hal-hal kecil, itu penting banget buat tumbuh kembangnya! Â
Eksperimen kurangnya interaksi pada bayi
Eksperimen Still Face
Menariknya, nggak cuma teori aja---ada beberapa eksperimen yang menunjukkan apa yang terjadi kalau bayi nggak diajak interaksi. Salah satunya eksperimen 'Still Face' yang bikin banyak orang terkejut. Eksperimen ini melihat bagaimana reaksi bayi saat ibunya tiba-tiba berhenti tersenyum dan menunjukkan wajah datar. Hasilnya? Bayi langsung terlihat bingung, cemas, bahkan ada yang menangis! Eksperimen ini nunjukkin bahwa sejak dini, bayi sangat sensitif terhadap respons dan interaksi dari orang di sekitarnya. Â
Eksperimen isolasi sosial oleh Raja Fredrick II
Selain itu, ada juga eksperimen isolasi sosial oleh Raja Frederick II dari Jerman pada abad ke-13. Dia penasaran bahasa apa yang bakal otomatis keluar dari bayi kalau mereka nggak pernah diajak ngomong?Â
Jadi, bayi-bayi ini dibesarkan tanpa interaksi verbal sama sekali---pemberi perawatannya cuma ngurus kebutuhan dasar kayak makanan dan mandi, tapi nggak diajak ngomong atau dipeluk. Hasilnya? Bayi-bayi itu nggak bertahan lama. Mereka kehilangan rasa aman, dan akhirnya meninggal. Eksperimen ini jadi bukti betapa pentingnya sentuhan, kasih sayang, dan komunikasi buat bayi.Â
Eksperimen Genie Wiley 1970
Eksperimen Genie Wiley adalah salah satu kasus yang paling terkenal tentang isolasi sosial ekstrem pada anak-anak. Genie Wiley adalah seorang gadis yang mengalami masa kecil yang penuh trauma dan kekurangan stimulasi sosial serta bahasa, karena diperlakukan sangat buruk oleh ayahnya. Dari usia sekitar 20 bulan hingga 13 tahun, Genie dikurung dalam ruangan kecil dan diisolasi sepenuhnya dari interaksi sosial. Dia jarang sekali diajak bicara atau diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan bahkan tidak diperbolehkan bergerak atau bermain dengan bebas. Saat ditemukan pada tahun 1970, kondisi Genie sangat memprihatinkan. Dia hampir tidak bisa berbicara atau memahami bahasa, memiliki perkembangan fisik yang sangat terlambat, serta menunjukkan perilaku yang tidak biasa akibat trauma yang dia alami. Genie hanya mengetahui 3 kata, yakni stop, tidak lagi, dan namanya sendiri.
Para ilmuwan dan psikolog pun tertarik untuk meneliti dampak dari isolasi ini terhadap perkembangan bahasa dan sosial pada anak-anak, terutama karena Genie adalah salah satu kasus langka di mana seseorang tidak mendapatkan stimulasi bahasa pada usia kritis.Â
Genie kemudian dibawa ke berbagai ahli bahasa, psikolog, dan peneliti yang ingin mempelajari efek isolasi terhadap perkembangan bahasa. Salah satu temuan penting dari kasus Genie adalah tentang "periode kritis" dalam perkembangan bahasa. Teori ini menyatakan bahwa otak manusia memiliki periode optimal di mana pembelajaran bahasa harus terjadi, yaitu pada masa kanak-kanak. Jika anak tidak mendapat stimulasi bahasa dalam periode ini, kemampuan untuk belajar bahasa akan berkurang drastis. Â Meski Genie belajar beberapa kata dan frasa setelah diizinkan keluar dari situasi isolasinya, dia tidak pernah mencapai kemampuan bahasa yang normal seperti anak-anak lainnya.Â
Para peneliti menemukan bahwa meskipun Genie bisa belajar beberapa aspek dari bahasa (seperti kata-kata dasar), dia mengalami kesulitan luar biasa dalam memahami tata bahasa dan membentuk kalimat yang lebih kompleks. Bahkan dikabarkan Genie memiliki kemampuan perkembangan otak layaknya balita walau usianya sudah 13 tahun. Dia hampir tidak bisa mengunyah atau menelan, dan tidak bisa sepenuhnya memfokuskan matanya atau menjulurkan anggota tubuhnya. Beratnya hanya 59lb (26kg).Â
Kasus Genie merupakan kasus yang membuktikan dampak apabila bayi tidak diberi komunikasi sejak bayi. Perkembangan bahasanya bakal parah banget dan tergolong sulit pulih, meskipun udah dapat terapi intensif. Kasus-kasus ini nunjukkin kalau bayi emang butuh banget interaksi sosial buat berkembang secara fisik, mental, dan emosional.
Funfact Pengaruh Interaksi dengan Bayi
 1. Aksen akan berpengaruh pada cara ngomong
Bayi ternyata bisa "nangkap aksen" dari orang-orang di sekitarnya! Misalnya, bayi yang tinggal di lingkungan berbahasa Inggris Amerika sama bayi di Inggris, dari umur beberapa bulan aja udah mulai bisa bedain aksen itu. Jadi, kalau dia sering denger aksen tertentu, itu yang bakal terbawa ke cara dia ngomong nantinya.
2. Bayi Itu Belajar dari Gerak Mulut Kita
Saat kita ngomong sambil tatap muka sama bayi, mereka nggak cuma dengerin tapi juga merhatiin gerak bibir kita. Makanya, makin sering kita ngomong tatap muka sama bayi, makin cepat mereka belajar mengucapkan kata-kata karena ngerti gimana cara bibir bergerak buat ngeluarin suara.
3. Bayi Bisa Ngenalin Suara Ibunya Sejak Dalam Kandungan
Bayi yang baru lahir langsung bisa ngenalin suara ibunya, karena mereka udah denger dari dalam perut. Bahkan, ada penelitian yang bilang kalau kita sering bacain cerita atau dengerin lagu tertentu pas hamil, si bayi nanti bakal tenang pas denger suara yang sama setelah lahir.
4. Kata Pertama Bayi Biasa Mirip di Seluruh Dunia
Menariknya, banyak bahasa di dunia yang punya kata mirip buat menyebut ibu dan ayah, seperti "mama" atau "papa". Ini karena bunyi "m" dan "p" adalah salah satu suara paling gampang buat bayi tiru pas mereka mulai belajar ngomong.Â
5. Bayi Suka Banget Diajak "Ngobrol Balik"
Bayi punya insting buat suka sama orang yang nge-respon mereka, meskipun cuma sekadar "cooing" balik atau senyum pas mereka ngomong ala bayi. Itu bikin bayi merasa diperhatiin dan ngembangin rasa percaya sama lingkungannya, penting banget buat perkembangan emosional mereka. Â Interaksi kecil kayak ngobrol dan bercanda ini efeknya besar banget buat bayi, karena dari situ mereka belajar ngerti dunia di sekitarnya!
Nah, kasus-kasus seperti ini mengingatkan kita betapa pentingnya interaksi sejak dini dalam perkembangan anak. Bayi dan anak kecil butuh stimulasi sosial, bahasa, dan kasih sayang agar bisa tumbuh optimal, baik secara emosional, kognitif, maupun sosial. Setiap kata yang kita ucapkan, senyuman, dan perhatian sederhana punya peran besar dalam membentuk mereka menjadi pribadi yang kuat dan sehat. Jadi, yuk, luangkan waktu untuk ngobrol, tersenyum, dan berinteraksi dengan mereka karena dampaknya jauh lebih berharga dari yang kita duga! Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!