Mohon tunggu...
Evelina
Evelina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN FP UB Desa Banjarsari Memperkenalkan Pengendalian Hama Padi dengan Pendekatan Organik Menggunakan Biopestisida

4 Agustus 2024   23:20 Diperbarui: 14 Agustus 2024   16:16 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) pada Juli 2024 melaksanakan sosialisasi pengendalian hama di Banjarsari kepada POKTAN dan KWT dengan cara yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan jamur Beauveria bassiana untuk mengendalikan Walang Sangit dan Ubi Gadung untuk mengendalikan tikus di sawah milik petani.

Berdasarkan wawancara dengan Ketua POKTAN Subur 1 Pak Ponimin dan POKTAN Subur 2 Pak Agus di Desa Banjarsari, umumnya petani menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama yang ada. Pengendalian yang sudah diterapkan belum sepenuhnya dapat mengendalikan tikus dan walang sangit, terutama tikus yang beberapa kali menyebabkan gagal panen. Dampak kesehatan dan keberlanjutan lingkungan dalam hal ini juga perlu diperhatikan sebab penggunaan pestisida secara kontinyu dapat mengganggu ekosistem.

Pertimbangan kesehatan dan ekologi menyebabkan diperlukan adanya pengendalian yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah pengendalian secara biologis dengan menggunakan biopestisida berbahan jamur Beauveria bassiana untuk Walang Sangit dan Ubi Gadung untuk tikus. Kedua jenis pengendalian tersebut dipilih menjadi pengendalian preventif yang ramah lingkungan. Jamur Beauveria bassiana mampu mengendalikan Walang Sangit dengan cara memasuki tubuh serangga lalu menyebarkan racun beauvericin yang dapat merusak jaringan syaraf. Sedangkan, pestisida berbahan ubi gadung mampu mengendalikan populasi tikus sebab mengandung senyawa diosgenin yang menyebabkan kemandulan.

Pengenalan kedua pengendalian tersebut selain disosialisasikan melalui penyuluhan, juga dilakukan demo pada sawah salah satu petani. Kegiatan demo berisikan cara pembuatan larutan semprot Beauveria bassiana dan pestisida nabati Ubi Gadung. Demo tersebut dilakukan bersama antara mahasiswa KKN FP UB dan petani, mulai dari persiapan alat bahan, proses pelarutan Beauveria bassiana, pembuatan pestisida nabati Ubi Gadung, hingga cara aplikasi di lahan.

Antusiasme daripada petani terlihat dalam partisipasi mereka dalam menyemprot larutan Beauveria bassiana dan pemasangan perangkap tikus. Ini menjadi pertanda baik, bahwasannya petani masih ingin menerapkan pengendalian yang ramah lingkungan. Sehingga kedepannya lahan produktif dan input kimia yang minim dapat terwujud di mulai dari Desa Banjarsari.

Ditulis oleh Evelina Puspa Septiani dan Roy Chandra Sitorus - KKN FP UB 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun