Saat memasuki tahun yang baru, Indonesia masih dalam masa Pandemi COVID-19. Banyak orang sudah mulai biasa menjalani hidup WFH (Work From Home). Anak-anak sekolah juga melakukan tugas belajar mereka dari rumah. Banyak cerita yang dikaitkan dengan keadaan ini, baik positif maupun negatif. Bahkan pada awal bulan ini, 'kesehatan mental' mendapat banyak perhatian. Orang-orang mulai gelisah karena ketidakpastian kapan situasi ini akan berakhir. Syukur hari ini sudah dimulai pelaksanaan Vaksinasi. Fajar harapan sudah mulai merekah.
Sebenarnya, apakah ada hal yang baru? Bukankah raja Salomo di suratnya pernah mengatakan, Â "Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari."
Banyak orang merasa tertekan dan gelisah karena tidak bisa leluasa bergerak seperti sebelumnya. Raja Daud pernah mengalaminya, dan Ia juga berbagi bahwa ia mendapat sukacita dan kegembiraan tatkala menghadap Allah.
Sahabat, kalau kita sekarang ini berada dalam kondisi WFH, tapi dengan bantuan teknologi tetap bisa berkomunikasi lewat ponsel atau komputer, bukankah itu sungguh hal yang menyenangkan?
Kalau kini, karena tidak boleh berkumpul untuk beribadah di gereja, kita bisa mengikuti kebaktian lewat media sosial/youtube, bukankah lebih banyak orang yang diberkati lewat sabda yang disebarkan di dunia maya, karena tidak terbatas pada anggota atau simpatisan saja? Bahkan kalau kita ingin kembali mendengarnya, kita bisa melakukannya. Menyenangkan bukan?
Dan karena kerja sama dan kegigihan banyak orang, bukankah sudah banyak rekaman video kompilasi yang begitu indah dibuat? Sudah terlibatkah, Sahabat? Menyenangkan bukan?
Masing-masing kita pasti memiliki cerita perjalanan iman yang memberi sukacita. Ketika kita mengalami pertolongan,  perlindungan, pemberian, dan kebaikan Tuhan, kita  gembira dan bersukacita. Bahkan kita pun akan  ceritakan peristiwa itu kepada banyak orang.
Ketika kita melakukan suatu hal dengan kerelaan, kita bersukacita.
Ketika kita menyadari bahwa ada harapan di hidup kita, apa pun situasi dan kondisi saat ini, muncul sukacita di hati.
Ketika kita menghayati dan mengalami kasih setia Tuhan di jalan hidup kita sampai saat ini, penuhlah sukacita kita. Dan Tuhan yang sama---yang tidak berubah dari dulu, sekarang dan selamanya itu---tetap melimpahkan kasih dan setia-Nya kepada kita. Bukankan kita bersukacita ketika mendapatkan jawaban yang ditunggu?
Kita bersukacita atas jerih lelah kita, atas pencapaian yang ada.