Manusia merupakan makhluk sosial dinamis yang telah dilengkapai dengan berbagai potensi dasar berbeda dengan makhluk lain. Kedinamisan manusia dapat membawa pada optimalisasi diri yang tidak mungkin dicapai oleh makhluk selain manusia. Jika manusia akan mengoptimalkan semua potensi yang telah diketahui, fisik tidak akan mampu untuk mewujudkan keinginan dari potensi tersebut apabila tidak menimbulkan perasaan yang sama dengan orang lain untuk mengetahui gejala-gejala yang terjadi di lingkungan.
Era globalisasi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang, membawa dampak besar dalam kehidupan. Sistem pendidikan sampai pada tatanan kemasyarakatan mengalami perubahan yang berdampak pada masyarakat pada umumnya.
Empati seharusnya sudah dimiliki oleh remaja, karena kemampuan berempati sudah mulai muncul pada masa kanak-kanak awal. Salah satu tugas perkembangan remaja meliputi tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun hubungan dengan lingkungan sekitar.
Walaupun empati dianggap sebagai keadaan emosional namun empati memiliki komponen kognitif yaitu kemampuan melihat keadaan psikologis dalam diri orang lain dengan ikut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaannya sendiri. Adanya empati dapat memotivasi seseorang sehingga dapat bekerja dengan baik serta meningkatkan rasa ingin menolong orang lain. Setiap orang dapat meningkatkan kepekaan perasaan sehingga memiliki tenggang rasa yang tinggi dengan membayangkan keadaan dari sudut pandang orang lain.
Empati yang rendah membuat seseorang merasa bahwa dirinya mampu melakukan apapun tanpa adanya bantuan dari orang lain yang mempengaruhi sikap egois. Sikap egois dapat mempengaruhi hubungan seseorang dengan orang lain sehingga interaksi atau hubungan antara individu dengan individu yang lain tidak dapat berkembang secara baik. Adanya perasaan yang sama dengan yang dirasakan orang lain dapat menimbulkan rasa ingin menolong, dan empati mengarah pada kepedulian, mementingkan orang lain, toleransi, dan menerima perbedaan sehingga memungkinkan orang untuk hidup bersama dengan saling menghormati menjadi dasar meningkatkan sikap empati.
Membentuk hubungan yang menyenangkan, membina kedekatan hubungan serta membuat orang lain merasa nyaman bisa terjalin bila terdapat perasaan yang sama dengan sudut pandang orang lain. Oleh karena itu memilki rasa empati pada diri sangat penting dimilki karena dapat membangun hubungan sosial dengan baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI