Mohon tunggu...
Eva Syilva
Eva Syilva Mohon Tunggu... Freelancer - Orang Kaili yang bercita-cita ke Arab Saudi

Saya sedang belajar membuat tulisan. Silakan dikoreksi jika keliru. :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Berkenalan dengan Kupu-Kupu Endemik (Euthalia amanda) dalam Kelas Literasi Sains

26 September 2021   09:09 Diperbarui: 26 September 2021   10:47 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Euthalia amanda, kupu-kupu endemik di Parigi Moutong. (Foto: Nur Herjayanti)

Di Kota Parigi, Euthalia amanda dapat dijumpai di sekitar Kantor Bupati Parigi Moutong dan di Hutan Kota Parigi sebab di sana terdapat eboni (kayu hitam), flora endemik Sulawesi yang menjadi tumbuhan pakannya.

Matahari mulai bersinar terik. Dari daun-daun yang tadinya basah diguyur hujan yang baru reda beberapa saat sebelum kelas dimulai, sisa air hujan perlahan menguap tak berbekas. Menurut Kak Kol, jam 9 sampai 10 merupakan waktu yang tepat untuk melihat kupu-kupu.

"Di waktu itu kupu-kupu keluar dari sarangnya untuk mencari makan atau menjemur sayapnya yang basah," kata Kak Kol menjelaskan.

Dilanjutkannya, sayap yang basah atau lembab membuat tubuh kupu-kupu menjadi lebih berat. Makanya, mereka berjemur sambil, mengepakkan sayap perlahan-lahan agar sayapnya lekas kering, bobotnya ringan, sehingga bisa terbang lebih gesit.

Menangkap kupu-kupu dengan jaring
Menangkap kupu-kupu dengan jaring

Tak ingin terlalu banyak berteori, Kak Kol membagi peserta dalam kelompok lalu mengajak mereka untuk turun langsung ke lapangan mencari telur, ulat, kepompong, dan kupu-kupu. Setiap kelompok terdiri dari dua orang anak yang dibekali satu stoples untuk menyimpan sampel yang mereka temukan. Dua jaring kupu-kupu dikerahkan untuk membantu menangkap serangga yang kerap diawetkan sebagai gantungan kunci itu.

Pukul 10.20 WITA, misi pencarian keluarga besar kupu-kupu dimulai. Bersama guru pendamping dan relawan Kampung Literasi Pelawa, peserta digiring menuju kompleks SD Inpres Pelawa. Mereka antusias dan berkata kegiatan belajar sambil bermain ini sangat seru dan menyenangkan. Terlebih mereka sudah lama tidak bersekolah karena pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.

Tiga puluh menit waktu yang diberikan untuk mencari sampel. Sebagian kelompok dapat menemukan kupu-kupu dengan mudah, namun ada pula yang kesulitan menangkapnya. Kak Yogi dan Kak Eli yang membawa jaring kupu-kupu berlari ke sana ke mari mengejar buruan mereka. Anak-anak mengikuti di belakangnya. Sungguh pemandangan yang indah, lucu, dan seru.

Setengah jam berlalu. Peserta diarahkan kembali ke TBM Sou Mpelava. Banyak dari mereka yang dengan bangga memamerkan hasil tangkapannya. Ada yang mendapat kupu-kupu, ulat, serta telur yang menempel di daun tumbuhan maman pasir.

Telur kupu-kupu yang dilihat menggunakan lensbong macro prosumer
Telur kupu-kupu yang dilihat menggunakan lensbong macro prosumer

"Siapa tadi yang dapat telur. Sini sama-sama kita liat bentuknya pakai alat ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun