Mohon tunggu...
Eva Sulis
Eva Sulis Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya menulis, membaca, mendengarkan music

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menegakkan etika dan akhlak dalam dunia bisnis modern berdasarkan islam

10 Oktober 2024   22:47 Diperbarui: 10 Oktober 2024   23:42 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Etika dan akhlak dalam bisnis islam

Menegakkan etika dan akhlak dalam dunia bisnis modern berdasarkan islam

       Etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti adat istiadat. Oleh karena itu, etika yang dimaksud adalah segala nilai dan kode etik yang berhubungan dengan hidup baik, berperilaku baik, dan hidup baik yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengkategorikan etika menjadi tiga bidang, yaitu ilmu tentang benar dan salahnya manusia dalam kaitannya dengan kewajiban dan moralitas, nilai-nilai dalam kaitannya dengan moralitas dan pandangan tentang apa yang benar, atau itu salah dari sudut pandang masyarakat. Etika, juga disebut filsafat moral yang mengacu pada perilaku manusia. Etika bukan tentang manusia, melainkan bagaimana manusia berperilaku, dan perilaku tersebut terjadi pada berbagai tingkatan Hukum muncul dari undang-undang, aturan agama dari agama, aturan moral dari hati nurani, dan aturan etika dari kehidupan sehari-hari. Menurut Rafika Issa Bekun, etika dapat diartikan sebagai aturan atau prinsip moral yang membedakan antara yang baik dan yang buruk.

Etika merupakan salah satu cabang filsafat sistematika dan disebut juga filsafat moral atau filsafat etika. Etika dan moralitas sama-sama mengacu pada prinsip benar dan salah dalam perilaku manusia. Bila kita menggunakan prinsip-prinsip suatu bidang tertentu, maka hal itu disebut etika. Misalnya, “etika perusahaan” dan “etika politik”. Adapun perilaku individu, kita berbicara tentang moralitas, misalnya “moral anak muda”, “moral pekerja”. Dari sudut pandang etika bisnis, hal ini penting karena merupakan wujud nilai moral. Nilai-nilai etika bisnis Islam harus tercermin dalam seluruh aspek kegiatan bisnis sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan spiritualitas untuk meningkatkan pandangan hidup Islami.

Penerapan etika bisnis Islam juga berdampak pada aspek manajemen dan sumber daya manusia berupa tingginya integritas departemen sumber daya manusia dalam seluruh aktivitas bisnis perusahaan. Selain itu, pemilik perusahaan juga menyampaikan nilai-nilai integritas dan tanggung jawab, baik mengenai urusan dunia maupun urusan akhirat. Etika bisnis Islam mengajarkan bahwa keuntungan yang diperbolehkan harus sesuai dengan hukum nasional dan Islam yang berlaku, dan tingkat keuntungan tidak boleh mengarah pada eksploitasi, gangguan fungsi pasar, atau kejahatan, penetapan harga yang berlebihan yang merugikan masyarakat jelas tidak diperbolehkan. Sumber yang diberikan tidak valid. Islam mewajibkan seluruh umat Islam mempunyai tanggungan yang mampu bekerja. Pekerjaan merupakan salah satu alasan utama orang mampu mencari nafkah. Tuhan menciptakan bumi beserta isinya dan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan manusia untuk memperoleh makanan. Seperti  firman Allah SWT. Surat Al-Araf ayat 10 berbunyi:  وَلَقَدْمَكَّنّكُمْفِى الْرْضِوَجَعَلْنَا لَكُمْفيْه َا “Kami datangkan kamu sekalian ke bumi, dan Kami beri makan kepadamu di sana (di bumi). Tetapi, kamu hanya mempunyai sedikit rasa syukur”. Ayat ini menjelaskan bahwa manusia ditakdirkan untuk hidup di bumi ini, kemudian menciptakan berbagai sumber kehidupan di bumi. Tidak terkira betapa banyaknya nikmat yang Tuhan berikan kepada umat manusia untuk hidup di muka bumi ini. Kehidupan manusia tidak terganggu karena matahari masih bersinar, tidak terlalu dekat untuk mati kepanasan, tidak terlalu jauh untuk mati karena kedinginan, dan pemisahan antara siang dan malam tetap ada. Air tetap ada untuk kehidupan dan makanan akan selalu datang dari bumi sehingga kamu tidak akan pernah kelaparan.[1] Zahra, Sufiani, et al. "Etika dan Akhlak dalam Bisnis Islam." TAFAQQUH 7.1 (2022): 16-33.

 

Islam tidak hanya menganjurkan pengumpulan makanan, tetapi juga sangat menekankan, atau mewajibkan, aspek perolehan dan penggunaan halal. Bisnis Islam dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan bisnis dalam berbagai bentuk. Artinya tidak ada batasan mengenai bagaimana aset dapat diperoleh dan digunakan (ada aturan halal dan haram). Dengan kata lain, pelaksanaan usaha harus sesuai dengan ketentuan syariah, yaitu kaidah Al-Quran dan Hadits. Syariah merupakan sistem nilai terpenting yang menjadi payung strategis dan taktis bagi para pelaku ekonomi. Agar suatu bisnis dapat mencapai keberkahan dan keuntungan yang selayaknya serta memperoleh keridhaan Allah SWT, maka para pelaku bisnis harus melalui tata cara yang Islami dan memperhatikan prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya yang telah ditetapkan sebagai etika bisnis Islam. Sebagai berikut:

 

1. Persatuan (Tauhid)

 

 2.Keseimbangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun