Mohon tunggu...
Eva Suarthana
Eva Suarthana Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hidup Bersama Pandemi: Pengalaman Amerika Utara, Republik Ceko, dan Indonesia

14 Oktober 2020   19:51 Diperbarui: 14 Oktober 2020   19:58 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pandemi COVID-19 memaksa banyak negara di dunia melakukan intervensi sosial dan kesehatan masyarakat. Pandemi ini juga membuat kita untuk saling belajar dari pengalaman negara lain untuk dapat mengoptimisasi strategi untuk menurunkan kurva infeksi Covid-19. Untuk itulah Southeast Asian Ministers of Education Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) -- Pusat kajian Gizi Regional Universitas Indonesia, menggelar webinar awam sebagai sarana berbagi informasi mengenai intervensi sosial dan kesehatan yang dilakukan di Amerika Utara, Republik Ceko dan Indonesia sendiri.

Tanggal 11 Oktober lalu, sebuah webinar awam diadakan sebagai bagian sebuah penelitian global: International Assessment of COVID-19-related Attitudes, Concerns, Responses and Impacts in Relation to Public Health Policies (iCARE) study. Survei yang dimulai sejak Mei 2020 ini bertujuan untuk mengukur persepsi dan tanggapan publik global, secara berkala, terhadap berbagai tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi penyebaran COVID-19 di negara mereka masing-masing.

iCARE digagas peneliti dari Montreal Behavioral Medicine Centre (www.mbmc-cmcm.ca), dengan peneliti utama Prof. Kim Lavoie dan Prof. Simon Bacon yang berafiliasi dengan University of Quebec di Montreal dan Concordia University di Kanada. iCARE melibatkan lebih 150 peneliti dari 40 negara di Dunia, termasuk staf SEAMEO RECFON, dr. Grace Wangge, PhD, dan dr. Silvia Lestari dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dalam kesempatan ini hadir tiga pembicara: dr. Eva Suarthana, PhD - Adjunct Professor, Obstetrics and Gynecology Department, McGill University, Kanada; dr. Made Klaci Ramadhani Chamradova, PhD. - Medica Sever, s.r.o . Praha, Republik Ceko; dan Kusyanti F. Hapsari, MBA yang merupakan Manager unit Human Resources and General Affairs, SEAMEO RECFON.

Dr. Eva Suarthana, yang juga merupakan peneliti kolaborator iCARE, menjabarkan bagaimana Canada berhasil meratakan kurva Covid-19 selama musim panas 2020 dengan penerapan protokol kesehatan dan retriksi yang ketat. Akan tetapi, saat ini Canada sedang memasuki gelombang kedua Covid-19. "Analisis oleh Tim iCARE menunjukkan, kurva naik kembali di propinsi Quebec terutama setelah sekolah mulai dibuka kembali," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Made Chamradova juga mengungkapkan hal yang hampir sama juga teramati di Republik Ceko, dimana penerapan protocol kesehatan yang ketat di musim semi tahun 2020 telah berhasil menurunkan kurva epidemi di negara tersebut, namun pelonggaran protokol kesehatan telah berimbas pada kenaikan kembali puncak kurva epidemi. "Kerjasama yang baik dari masyarakat dan pemerintah sangat menunjang keberhasilan kita memperlambat penyebaran Covid-19," paparnya.

Sementara itu, Kusyanti. F. Hapsari dari SEAMEO RECFON memaparkan kebijakan kesehatan kerja yang dilakukan di lingkungan kantor SEAMEO RECFON. Sejak awal Maret target manajemen adalah Zero cases. Untuk itulah unit HRGA melalui serangkaian kegiatan dan peningkatan akses terhadap fasilitas penunjang serta yang terpenting melakukan perubahan mind-set karyawan, sehingga dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kantor dan di rumah masing-masing.

Saat ini survei iCARE telah memasuki gelombang kelima dan telah diikuti sekitar 250.000 orang di seluruh dunia. Survei akan menganalisis dan memahami kebijakan pemerintah apa yang (dan tidak) memengaruhi perilaku dan hasil, dan kepada siapa kebijakan tersebut paling atau paling tidak efektif.  Untuk itu kecukupan data dari tiap negara sangat penting dipenuhi agar gambaran mengenai presepsi masyarakat per negara dapat dianalisis secara terpisah. Dari putaran-putaran survei sebelumnya, data yang dikumpulkan dari Indonesia masih sangat sedikit, baru pada putaran keempat, setelah salah satu peneliti I-Care asal Indonesia menjabarkan mengenai survei ini, jumlah responden dari Indonesia menempati jumlah yang cukup memadai (penyumbang responden no 5 terbanyak). Survei ini dapat diikuti dengan mengisi kuesioner iCARE 


Berita ini disiarkan oleh Unit Knowledge Management and Policy Support -SEAMEO RECFON.
Gedung SEAMEO RECFON, Kampus UI Salemba, Jl. Salemba Raya 6, Jakarta.  Tel. 021 31930205 ext 203; Email: information@seameo-recfon.org; Website: www.seameo-recfon.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun