Robert S. Wilson, seorang neuropsikolog di Rush University Medical Center, telah melakukan penelitian yang mendalam tentang hubungan antara aktivitas kognitif, termasuk menulis, dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer dan demensia. Dalam teori, semua orang berisiko mengalami demensia atau kepikunan, yang merupakan kondisi penurunan kemampuan berpikir dan mengingat yang umumnya terjadi pada usia 65 tahun ke atas. Kondisi ini secara signifikan memengaruhi gaya hidup, aktivitas, dan kemampuan seseorang untuk bersosialisasi.
Untuk mengurangi risiko demensia, menulis adalah salah satu kegiatan yang sangat dianjurkan. Meskipun terlihat sederhana, menulis memiliki manfaat luar biasa dalam melawan demensia. Melakukan kegiatan menulis secara teratur dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk melatih otak. Baik menulis untuk konsumsi pribadi seperti membuat catatan harian atau menulis untuk publikasi cetak dan online. Saat menulis, otak kita dipaksa untuk merangkai kata-kata dan menyusun kalimat, menghubungkan sel-sel otak dengan lebih kuat dan menjaga otak tetap aktif.
Menulis dengan tangan terutama dapat membantu meningkatkan kemampuan memori. Proses menulis membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi, yang dapat mempertajam ingatan kita. Mulailah dengan menulis tentang pengalaman sehari-hari atau hal-hal penting yang telah kita alami. Hal ini dapat membantu otak kita untuk mengingat dengan lebih baik.
Stres dapat mempercepat penuaan otak dan meningkatkan risiko kepikunan. Menulis dapat menjadi terapi yang efektif untuk mengurangi stres. Dengan menuangkan perasaan dan pikiran melalui tulisan, kita dapat merasa lebih lega dan tenang. Jadi, saat sedang stres atau galau, cobalah untuk menulis.
Menulis melibatkan banyak keterampilan kognitif seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, dan kreativitas. Dengan menulis secara teratur, kemampuan-kemampuan ini akan terus terasah. Kita akan menjadi lebih terampil dalam menyusun argumen dan menyelesaikan masalah, yang pastinya akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, menulis juga dapat menjadi cara untuk bersosialisasi dan berbagi pengalaman. Kita dapat menulis blog, artikel di media sosial, atau bahkan mengirim surat kepada teman. Interaksi ini dapat membantu kita merasa lebih terhubung dengan orang lain dan mengurangi rasa kesepian, yang juga dapat berdampak positif pada kesehatan otak. Jangan lupa, mengirim surat secara tradisional (kertas) juga dapat membangkitkan kenangan masa lalu saat belum ada WA/Email, dan sejenisnya.
Menulis bukanlah hanya untuk mereka yang memiliki minat dalam sastra atau hobi menulis. Siapa pun dapat mendapatkan manfaat dari kegiatan ini, terutama dalam menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko kepikunan. Jadi, mari kita mulai kebiasaan menulis dari sekarang. Selain seru, menulis juga dapat membuat kita lebih sehat dan bahagia. Sebagaimana dikatakan oleh Stephen King, "Menulis adalah mencipta, dalam penciptaan, seseorang mengarahkan tidak hanya seluruh pengetahuan, daya, dan kemampuannya, tetapi juga seluruh jiwa dan nafas hidupnya."
Evaristus Cahya Triastarka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H