Mohon tunggu...
Evaristus Cahya
Evaristus Cahya Mohon Tunggu... Guru - Menulis bagian dari hobiku.

Belajar kapan saja, di tempat manapun juga, dan sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kantin Sumber Kenangan Anak Sekolah

6 Juni 2024   10:21 Diperbarui: 6 Juni 2024   10:26 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Yuk, kita segera ke kantin, aku sudah laper, nanti keburu bel masuk kelas loh." Itulah ucapan yang pernah terdengar dari salah satu anak saat bel istirahat berbunyi. Yup, mereka hendak menuju kantin saat  istirahat guna memenuhi kebutuhan jasmani sehingga tetap semangat dalam belajar di sekolah. 

Tentu, setiap sekolah memiliki ciri khasnya masing-masing, mulai dari suasana kelas hingga kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan. Namun, salah satu tempat yang sering menjadi pusat perhatian dan kenangan manis bagi para siswa-siswi  adalah kantin sekolah. Kantin bukan hanya sekadar tempat untuk mengisi perut yang lapar, tetapi juga merupakan tempat di mana persahabatan terjalin, tawa terdengar, dan cerita-cerita seru dibagikan.

Lalu, bagaimana sih keadaan kantin sekolah SMA Sedes Sapientiae Semarang saat ini? Tentu menarik untuk kita Simak, berikut beberapa hasil wawancara dengan siswa-siswinya.

"Menurut saya sebagai Sedesian, kantin kita sudah terbilang cukup lengkap tersedia  dari makanan kecil sampai makanan berat dan minuman yang menyegarkan pula. Kantin kita juga sangat bersih tidak ada sampah berserakan. Penjual-penjualnya sangat ramah sehingga membuat kita semangat membeli di kantin. " Ujar, Baby Maureen kelas XI B1.

Sementara itu, kalau menurut Jonathan Adi Putra, " Secara keseluruhan sih sudah baik dan "sesuai" sama yang Sedesian mau.  Buat makanan dan minuman yang dijual sendiri itu variasinya juga banyak, jadinya engga bingung kalau pas istirahat mau makan apa gitu. Kalau misal nda terlalu lapar itu ada kaya snack, tapi kalau misal laper beneran bisa makan nasi gitu."

Beda lagi pendapat Benedictus Erick Christian, dia berujar bahwa, "Kantin sudah oke, banyak tempat duduknya untuk nongkrong sambil makan.  Yang dijual cukup banyak dan terhitung murah-murah karena kebanyakan makanan hanya 10 ribuan saja. Namun, sarannya ditambahkan pencahayaan biar nggak terlalu gelap, dan diberi pemancar wifi karena seringnya di kantin tidak ada sinyal sehingga agak susah kalau mau bayar pakai QRIS." Katanya dengan antusias.

Sebagai bagian integral dari kehidupan sekolah, kantin memang memberikan lebih dari sekadar makanan bagi para siswa. Kantin sekolah  adalah tempat di mana kenangan tercipta, tawa terdengar, dan kebersamaan dirasakan. Dengan berbagai hidangan lezat dan suasana yang menyenangkan, tentu kantin telah menjadi jantung dari banyak cerita indah yang akan selalu dikenang. Semoga kantin sekolah  terus menjadi tempat yang menyenangkan dan mendukung bagi generasi siswa selanjutnya. Yuk, ke kantin. Hehehehhe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun