Mohon tunggu...
Evaristus Cahya
Evaristus Cahya Mohon Tunggu... Guru - Menulis bagian dari hobiku.

Belajar kapan saja, di tempat manapun juga, dan sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dunia Pendidikan Tak Lepas dari Guru

25 Maret 2024   12:40 Diperbarui: 25 Maret 2024   12:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Pendidik Belajar (dokpri)

Menjadi guru itu enak ya? Bisa jadi panutan, motivator, awet muda karena berjumpa dengan anak-anak. Itulah yang pernah penulis dengarkan dari pembicaraan di seputaran perumahan. Benarkah jadi guru itu menyenangkan?

Guru merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menilai, melatih dan mengevaluasi para peserta didik untuk jalur pendidikan formal pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah. Tugas yang tidak mudah dan perlu sikap profesional dalam menjalaninya. 

Sebagai guru kita mengajar dan mendidik. Lalu, secara makna keduanya punya perbedaan, tetapi keduanya merupakan hal penting dalam dunia pendidikan kita Mengajar berfokus pada transfer pengetahuan dan keterampilan akademis, sementara mendidik lebih luas sebab mencakup pembentukan kepribadian, nilai-nilai, dan keterampilan sosial. Harapannya anak didik mendapatkan value dan mampu memiliki karakter, integritas yang kuat dalam hidupnya kelak.

Belajar pada Guru yang Tepat (dokpri)
Belajar pada Guru yang Tepat (dokpri)

Ki Hadjar Dewantara pernah menyampaikan bahwa, pendidikan haruslah menyeluruh atau holistik, mencakup aspek fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Ia percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang pemberian pengetahuan akademis semata, tetapi juga melibatkan pengembangan kepribadian dan karakter individu. Beliau menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis pada kehidupan nyata dan kehidupan sehari-hari. Ia mengusulkan agar pendidikan tidak terbatas pada lingkungan formal di dalam kelas, melainkan juga melibatkan interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. 

Kenyataannya saat ini harapan itu telah teraktualisasi dengan adanya kurikulum merdeka, yang mana ada pembelajaran P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). 

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak maka kegiatan P5 berlangsung sangat meriah dan anak-anak lebih antusias dalam belajar. Program ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mempelajari isu-isu penting di sekitar dan mencoba mempraktikkannya. Anak-anak sebagai pelaku bukan sekadar penonton saja. Itulah salah satu tujuan dari kegiatan P5. Anak berproses sesuai dengan bidang dan kemampuannya. 

Mari, kita selalu belajar menjadi guru yang mampu berkomunikasi baik dengan anak didik, mampu menjadi panutan. Kelak kita akan mendapatkan generasi terbaik yang akan memimpin bangsa ini. Perlu kita tahu bahwa, "Dunia pendidikan tak lepas dari para pengajar alias guru, para pejuang tulus tanpa tanda jasa yang mencerdaskan kehidupan bangsa." -- Ki Hajar Dewantara

Evaristus Cahya Triasatarka

Semarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun