Mohon tunggu...
Evaristus Cahya
Evaristus Cahya Mohon Tunggu... Guru - Menulis bagian dari hobiku.

Belajar kapan saja, di tempat manapun juga, dan sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Nasi Bancaan Budaya Leluhur

11 Mei 2023   12:15 Diperbarui: 11 Mei 2023   12:18 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap daerah memiliki tradisi adat- istiadat sendiri dan unik. Ini menjadi kekhasan suatu daerah dan menjadikan Indonesia punya keberagaman yang luar biasa. Tak terkecuali budaya bancaan weton.

Saya masih teringat ketiga usia sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP), dibuatkan simbok nasi gudangan saat tiba waktu neptu lahir saya.  Kebetulan saya lahir Rabu Kliwon, sehingga setiap hari dan pasaran itu saya dibuatkan nasi gudangan simbok saya. Sederhana memang berupa makanan yang terdiri dari bermacam sayuran seperti bayam, kangkung, kenikir, kacang panjang, buncis, wortel dan lainnya. Sayuran itu direbus dan disajikan dengan sambal kelapa parut yang pedas. Tak lupa ada telor rebus, daging ayam, ikan asin, dan kerupuk.  Menjadi makanan yang khas sederhana tetapi rasa yang luar biasa.

Tradisi ini pun saya lestarikan saat ini. Ketika anak pertama lahir tahun 2013 dan anak kedua tahun 2019, jika tidak ada halangan kami selalu mengupayakan budaya bikin nasi gudangan. Nasi tersebut kami   bagi-bagi kepada warga sekitar rumah sebagai ucap syukur atas kesehatan dan hidup yang selalu nikmat. Serta  mohon doa dari tetangga suapaya anak-anak selalu sehat, bahagia, mohon keselamatan,  dan lancar dalam menjalani kehidupan ini.

Sumber gambar: Kompas.com ( izin ya)
Sumber gambar: Kompas.com ( izin ya)

Nasi gudangan ini  menjadi suatu simbol kesederhanaan orang Jawa. Memiliki filosofi dari kehidupan masyarakatnya yang tidak aneh-aneh dan nerima kepada Yang Maha Kuasa, dalam menjalani rutinitas kehidupan. Menu sederhana ini pun bisa dinikmati siapa saja. Tak hanya masyarakat bawah, tapi juga orang menengah ke atas pun pada suka. Maka tak salah jika ada warung makan yang juga menjual makanan sego gudangan di warungnya sebagai makanan khasnya.

Yuk, tidak perlu malu untuk melestarikan budaya bancaan neptu dari leluhur kita, dengan membuat nasi gudangan . Jika dilakukan baik, andai tidak pun juga tak apa. Yang utama kita selalu berdoa pada Tuhan atas rasa syukur telah diberikan anugerah melimpah, semoga selalu sehat, lancar rejeki, dan bahagia bersama keluarga tercinta.

Evaristus Cahya Triastarka, S.Pd

SMP Stella Matutina Salatiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun