Mohon tunggu...
Evaristus Cahya
Evaristus Cahya Mohon Tunggu... Guru - Menulis bagian dari hobiku.

Belajar kapan saja, di tempat manapun juga, dan sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Kita Anak yang Cerdas

25 Februari 2021   13:34 Diperbarui: 27 Februari 2021   08:50 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah kita mendengar bahwa tidak ada anak yang bodoh. Yang ada hanyalah anak yang belum menemukan guru dan metode yang baik. Dengan demikian sebagai orang tua ataupun pendidik tidak perlu bangga jika anaknya pintar dalam ilmu pasti. Ataupun berbangga hati jika anaknya selalu juara menyanyi atau kegiatan berkesenian lainnya. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing, satu dan lainnya tentu berbeda.

Menurut Horward Gardner seorang pakar psikologi dari Amerika Serikat, ada sembilan kecerdasan yang memungkinkan dimiliki seorang anak. Jika semua terwakili tentu amin, tetapi jika hanya beberapa pun kita perlu bersyukur. Secara umum sembilan kecerdasan itu diberinama multiple intelligences (kecerdasan majemuk). Kesembilan kecerdasan majemuk tersebut adalah kecerdasan bahasa, matematika, visual dan spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan kecerdasan moral.

Yuk, kita kepoin kesembilan kecerdasan pada anak dan masing-masing cara untuk mengembangkannya:

Kecerdasan bahasa

Meliputi kemampuan mengolah kata, tata bahasa, serta menuangkan informasi dan ide menggunakan tulisan ataupun secara lisan. Cara mengembangkannya adalah dengan bernyanyi, berorasi sesering mungkin dan mengajak anak mengobrol, dan sering bermain kata. Hal ini seperti Soekarno presiden pertama kita ahli dalam berpidato.

Kecerdasan logika matematika

Kecerdasan ini meliputi kemampuan berpikir logis, memahami sebab akibat, suka teka-teki, serta ketertarikan terhadap angka. Cara mengembangkannya dengan mengenalkan konsep angka dan berhitung sedini mungkin, mengajak anak melakukan permainan strategi, serta melakukan percobaan ilmiah sederhana. Kelak seperti B.J Habibi, menjadi salah satu orang cerdas dalam matematika.

Kecerdasan visual dan spasial

Meliputi kemampuan mengenali objek dan bentuk, pola, posisi, mudah membaca peta dan denah, dan mampu berpikir secara kreatif. Cara mengembangkannya dengan mengajak menggambar, membuat karya, membangun dari balok permainan, mengajarkan arah, dan mengajarkan mengenali berbagai bentuk motif. Tokoh yang bisa dikategorikan dalam kecerdasan ini adalah Pablo Picaso.

Kecerdasan kinestetik (gerakan)

Kecerdasan kinestetik meliputi kemampuan koordinasi gerak tubuh yang baik dan sangat menikmati kegiatan fisik. Cara mengembangkannya adalah dengan mengajak anak melakukan berbagai aktivitas fisik seperti berlari, menari, bermain berlatih keseimbangan tubuh, dan menirukan berbagai gerakan tubuh seperti pantomim. Tokoh terkenal Steven Seagal, Bari Prima, Septian Dwi Cahyo adalah contohnya.

Kecerdasan musikal

Meliputi kepekaan tinggi terhadap nada, cepat menghafal irama dan lagu, dan senang bernyanyi. Cara mengembangkannya dengan bermain alat musik dan mengajak bernyanyi. Mozart, Dwiki Dharmawan merupakan teladannya dalam kecerdasan ini.

Kecerdasan interpersonal

Meliputi kemampuan berhubungan baik dengan orang lain, memahami perasaan orang lain, dan menikmati keberadaan di tengah-tengah kelompok. Cara mengembangkannya adalah dengan mengajak anak beraktivitas bersama orang-orang baru, mendorongnya untuk berinteraksi dengan orang lain, serta mengikutsertakan anak dalam bakti sosial dan pemberian bantuan untuk orang lain. Bunda Theresia dari Kalkuta salah satu yang perlu diteladani.

Kecerdasan intrapersonal

Kemampuan mengenali diri sendiri, mengekspresikan perasaan, percaya diri, dan mampu menyatakan apa yang disukai dan tidak disukai. Cara mengembangkannya dengan melatih anak tekun dan bertanggung jawab atas tugasnya, serta mempercayakan anak terhadap tugas-tugas tertentu. Guru sebagai pendidik atau orang tua bisa menjadi contohnya, berani mengekspresikan kenyataan yanga da dalam diri sendiri.

Kecerdasan naturalis

Kecerdasan ini meliputi ketertarikan mempelajari dan kepekaan terhadap alam, lingkungan, hewan, tumbuhan, dan luar angkasa. Cara mengembangkannya dengan mengajak anak memelihara tumbuhan atau hewan, mengajak berwisata di alam, dan memaparkan pada ilmu seputar alam. Pecinta alam merupakan teladan yang bisa ditiru.

Kecerdasan moral

Meliputi kemampuan memahami tuntutan beradab dan berperilaku di masyarakat, serta norma sosial. Cara mengembangkannya dengan mengajak anak berdiskusi atas norma masyarakat serta membacakan cerita dengan pesan moral. Menurut saya Gus Dur salah satu contoh yang memiliki kecerdasan moral yang telah beliau praktikkan saat menjadi pemimpin negara ini.

Dari kesembilan kecerdasan tersebut sebagai orang tua hendaknya mulai menggali, mengenali, dan mendorong untuk mengembangkan kecerdasannya. Hal ini karena orang tua orang yang terdekat dengan diri anak. Jika tidak dimulai dari orang terdekat, siapa lagi? Yuk... mulai kenali kecerdasan anak kita. Ingat, setiap anak itu cerdas.

Sumber:

(Tomi Tridaya / Triatra.wordpress.com)

(Klikdokter.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun