Mohon tunggu...
Eva Riana Rusdi
Eva Riana Rusdi Mohon Tunggu... Sejarawan - Kandidat Doktor Ilmu Sejarah Universitas Indonesia - Pendiri Rafflesia Institute

Peneliti sejarah konsentrasi kajian sejarah perdagangan, jalur rempah, ekonomi maritim dan strategi pertahanan maritim. Saat ini sedang mengkaji Sejarah lokal Bengkulu dan Kolonialisasi British East India Company (EIC) di Kawasan Pantai Barat Sumatra dan Selat Sunda Abad ke 16-17. Pendiri Rafflesia Institute, lembaga yang bergerak di bidang riset, literasi dan edukasi sejarah. Aktivitas sebagai ibu enterpreneur dari PT Adhikari Indo Sinergi dan Praktisi Home Education Marching Ants Homeschooling. Wisata sejarah, menulis, membaca novel, desain grafis, art desain, memasak, karoke dan film adalah cara saya menjaga semangat dan menikmati waktu disela segala kesibukan dan rutinitas agar tetap waras.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menumbuhkan Kemandirian Anak di Era Digital: Tantangan dan Solusi bagi Orang Tua Modern

2 Oktober 2024   22:27 Diperbarui: 3 Oktober 2024   23:58 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://idfos.or.id/

Penulis: Eva Riana Rusdi (Praktisi Marching Ants Home Education )

"Kemandirian bukan tentang melakukan segalanya sendiri, tetapi tentang memiliki kepercayaan diri untuk mencoba dan resiliensi untuk bangkit ketika gagal."

Dalam era serba digital yang kita jalani saat ini, menumbuhkan kemandirian anak menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua. Di satu sisi, kemajuan teknologi memberikan berbagai kemudahan, namun di sisi lain, dapat menghambat perkembangan kemandirian anak jika tidak dikelola dengan bijak. Bagaimana kita sebagai orangtua dapat menyeimbangkan keduanya?

Menurut psikolog anak Dr. Ratih Ibrahim dalam bukunya "Membangun Generasi Tangguh" (2022), kemandirian merupakan fondasi penting bagi perkembangan kepribadian anak. Anak yang mandiri cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, kemampuan problem-solving yang baik, dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan kemandirian anak. Menurut Dr. Maria Montessori, seorang pionir pendidikan anak, kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu sendiri dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kapasitas anak. 

Kemandirian bukan berarti anak harus melakukan segala hal sendirian, tetapi lebih kepada memiliki inisiatif dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan tahapan usianya.

Profesor Robert Havighurst dalam teori perkembangan psikososialnya mengidentifikasi 3  aspek kemandirian: Pertama, kemandirian emosional yaitu kemampuan mengatur emosi sendiri, tidak bergantung pada dukungan emosional orang lain dan mampu menghadapi situasi stres dengan tepat. 

Kedua, kemandirian behavioral yaitu kemampuan membuat keputusan sendiri, bertanggung jawab atas tindakan sendir dan mampu menyelesaikan tugas-tugas praktis. Ketiga, kemandirian nilai yaitu mampu memilih dan memegang prinsip yang diyakini, tidak mudah terpengaruh tekanan kelompok dan memiliki pendirian yang kuat.

Mengapa Kemandirian Penting?

1. Membangun Kepercayaan Diri

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Susan Harter dari University of Denver menunjukkan bahwa anak-anak yang diberi kesempatan untuk mandiri memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi. Mereka lebih berani menghadapi tantangan dan tidak takut mencoba hal-hal baru.

2. Mengembangkan Kemampuan Problem-Solving 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun