Mohon tunggu...
Eva Riana Rusdi
Eva Riana Rusdi Mohon Tunggu... Sejarawan - Kandidat Doktor Ilmu Sejarah Universitas Indonesia - Pendiri Rafflesia Institute

Peneliti sejarah konsentrasi kajian sejarah perdagangan, jalur rempah, ekonomi maritim dan strategi pertahanan maritim. Saat ini sedang mengkaji Sejarah lokal Bengkulu dan Kolonialisasi British East India Company (EIC) di Kawasan Pantai Barat Sumatra dan Selat Sunda Abad ke 16-17. Pendiri Rafflesia Institute, lembaga yang bergerak di bidang riset, literasi dan edukasi sejarah. Aktivitas sebagai Direktur Utama PT Adhikari Indo Sinergi dan Praktisi pendidikan Marching Ants Homeschooling Wisata sejarah, menulis, membaca novel, desain grafis, art desain, memasak, karoke dan film adalah cara saya menjaga semangat dan menikmati waktu disela segala kesibukan dan rutinitas agar tetap waras.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Hari Batik Nasional: Menelusuri Jejak dan Makna Batik Besurek

2 Oktober 2024   19:52 Diperbarui: 2 Oktober 2024   19:59 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jalurrempah.kemdikbud.go.id

Secara fungsi, Batik Besurek bukan hanya sekedar pakaian namun penanda status sosial. Awalnya, kain ini hanya digunakan untuk ritual adat, seperti upacara perkawinan, upacara kelahiran, kematian, dan upacara pelantikan pemimpin adat lainnya. Namun dalam perkembangannya, pemakaian batik berubah fungsinya sebagai busana formal dalam acara pemerintahan, seragam sekolah dan kantor di Bengkulu, suvenir khas yang diburu wisatawan dan inspirasi bagi desainer fashion kontemporer.

Dalam artikel "Seni Kerajinan Batik Besurek di Bengkulu" yang diterbitkan di Jurnal Ekspresi Seni pada tahun 2016, Ranelis dan Rahmad Washinton menjelaskan bahwa motif kain Besurek sangat beragam. Motif-motif ini mencerminkan kekayaan flora dan fauna yang ada di tanah Rafflesia. Paduan motif-motif ini tidak hanya menciptakan komposisi yang indah, tetapi juga menyampaikan pesan tentang harmonisasi antara alam, budaya, dan spiritualitas.

Beberapa motif khas kain Besurek dari Bengkulu dan fungsinya meliputi:

  • Motif Kaligrafi Arab: Merupakan ciri khas utama kain Besurek dengan gaya khat Diwani dan khat Naskhi, motif ini selalu hadir dalam setiap produk kain Besurek.
  • Motif bunga Rafflesia: motif bergambar padma raksasa khas Bengkulu. Motif ini adalah motif utama batik Besurek selain kaligrafi Arab
  • Motif Pohon Hayat: Dikenal sebagai pohon kehidupan di kalangan masyarakat Bengkulu, motif ini melambangkan kesuburan, yang digambarkan melalui bentuk pohon yang rimbun, lentur, dan indah. Biasanya motif ini terdapat pada hiasan dalam bilik pengantin, selendang penggendong anak dan selendang penutup jenazah.
  • Motif Bunga Cengkeh: Motif ini melambangkan keagungan dan kesucian, terinspirasi dari tanaman cengkeh yang banyak tumbuh di Bengkulu. Motif ini digunakan untuk acara adat perkawinan, berdabung (mengikir gigi).
  • Motif Bunga Melati: Motif ini juga melambangkan kesucian. Motif ini biasa terdapat pada gendongan anak, kain sarung yang dipakai pada acara cukur bayi atau khitanan anak.
  • Motif Burung Kuau: Digambarkan melalui bentuk kepala burung dengan bulu-bulunya, motif ini melambangkan roh nenek moyang yang sedang menuju surga dan juga simbol kesucian bagi anak yang baru lahir. Motif ini banyak ditemukan pada kain penggendong anak dan kain penutup jenazah.
  • Motif Seluang Mudik: Menampilkan sekelompok ikan yang mengarah ke hulu sungai, motif ini menggambarkan kehidupan masyarakat Bengkulu yang kompak, teratur, dan bersatu menuju kemakmuran. Motif ini dapat ditemukan pada kain penutup jenazah, penggendong anak dan pada detar pengapit pengantin laki-laki.
  • Motif Geometris: Di antaranya termasuk motif segitiga tumpal, sisir bergantung, pilin berganda miander, swastika, belah ketupat, dan lingkaran. Motif ini biasanya terdapat pada kain penggendong anak dan selendang penutup jenazah.

Melestarikan Warisan, Merangkul Masa Depan

Di era digital yang serba cepat ini, eksistensi Batik Besurek menghadapi tantangan modernisasi. Namun, semangat para pengrajin dan pecinta batik untuk melestarikan warisan ini tidak pernah pudar. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari inovasi desain yang lebih kontemporer hingga pemanfaatan platform digital untuk memasarkan produk batik.

Pemerintah daerah Bengkulu terus berperan aktif dalam promosi dan pelestarian Batik Besurek. Program-program pelatihan bagi generasi muda dan festival batik rutin diselenggarakan untuk memastikan keberlangsungan tradisi ini. Batik Besurek telah menjadi pakaian wajib bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bengkulu sejak tahun 1990 dan menjadi seragam wajib untuk pelajar di Bengkulu sejak tahun ajaran baru yang ditetapkan oleh Permendikbudristek 50 Tahun 2022. Peraturan yang ditetapkan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu dalam pengembangan dan pelestarian Batik Besurek.

Selain itu, kain Besurek juga terpilih sebagai salah satu dari 33 desain motif wastra Nusantara yang ditampilkan pada desain Paspor terbaru yang diluncurkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pada 17 Agustus 2024. Motif ini mewakili Provinsi Bengkulu bersama dengan kain Lantung.

Refleksi dan Harapan

Hari Batik Nasional menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam Batik Besurek. Lebih dari sekadar kain bermotif, Batik Besurek adalah cerminan identitas, spiritualitas, dan kreativitas masyarakat Bengkulu.

Merayakan Hari Batik Nasional bukan hanya tentang mengenakan pakaian batik, tetapi juga tentang menghargai jerih payah para pengrajin dan melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang. Batik Besurek mengingatkan kita bahwa dalam setiap helai kain ada cerita, dalam setiap motif ada makna, dan dalam setiap warna ada harapan.

Mari bersama-sama menjaga dan melestarikan Batik Besurek sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Dengan memahami sejarah dan maknanya, kita tidak hanya mewariskan selembar kain, tetapi juga nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh leluhur kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun