Mohon tunggu...
Eva Nur Khofifah
Eva Nur Khofifah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis 5 Buku, Praktisi Pendidikan Keluarga, Hipnoterapis, Founder @mozaikpsikologi

Salam Bahagia, Life with Love.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Persona, "Topeng" Manusia dari Masa ke Masa

23 Februari 2019   07:10 Diperbarui: 22 April 2021   10:16 6463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Topeng manusia. | Sumber Gambar : medium.com

Apa itu persona? mungkin pertanyaan itu hadir dalam benak kita., persona ya bukan pesona.

Persona itu secara singkat seringkali disebut topeng, topeng seperti apa maksudnya?

Menurut Alwisol ( 2009) persona itu adalah sebuah topeng/ wajah yang dipakai ketika menghadapi publik. Hal tersebut pada akhirnya mencerminkan persepsi masyarakat mengenai peran yang harus dimainkan dalam hidupnya. 

Singkatnya, persona itu adalah kepribadian publik, aspek-aspek pribadi yang ditunjukkan pada dunia atau pendapat publik mengenai individu sebagai lawan dari kepribadian privatnya.

Pengertian di atas tentunya menggambarkan pengertian sesungguhnya dari Carl Gustav Jung, seorang psikolog berkebangsaan Swiss yang menyatakan bahwa persona adalah sisi kepribadian seseorang yang ditunjukkan kepada dunia. Jung percaya bahwa setiap manusia  terlibat dalam peranan tertentu yang dituntut oleh dunia sosial. Misalnya seorang politikus diharapkan menampilkan muka penuh keyakinan untuk memenangkan suara masyarakat dan aktor dituntut untuk memamerkan gaya hidupnya sesuai dengan keinginan publik (Jung, 1950/1959 dalam Feist & Feist, 2010). 

Namun, meskipun persona merupakan sisi penting dalam kepribadian, sebaiknya kita tidak mencampurkan bagian yang ditampilkan di depan publik dengan diri kita. Benar adanya jika kita harus diterima di masyarakat namun jika kita terlalu menggunakan persona/topeng maka kita akan kehilangan sentuhan inner self dan cenderung hidup hanya untuk memenuhi harapan sosial. 

Agar sehat secara psikologis maka kita harus mempertahankan keseimbangan antara harapan sosial dengan bagaimana kepribadian kita yang sebenarnya caranya adalah dengan mengurangi tingkat kepentingan harapan sosial ( Jung, 1950/1959 dalam Feist & Feist, 2010 ). 

Persona dibutuhkan untuk survival/ bertahan hidup, membantu diri mengontrol perasaan, pikiran dan tingkah laku yang tujuannya untuk menciptakan kessan tertentu kepada orang lain namun seringkali menyembunyikan hakikat pribadi yang sebenarnya. 

Namun jika kita terlalu sering menggunakan persona maka akan membuat diri kita asing dengan diri sendiri dan perasaan sendiri yang akhirnya bisa menjadi manusia palsu, sekedar pantulan masyarakat yang tentunya bukan manusia yang otonom ( Alwisol, 2009).

persona manusia. | Sumber: steemit.com
persona manusia. | Sumber: steemit.com
Pelajaran yang bisa diambil dari materi ini adalah bahwa kita harus mampu mempertahankan keseimbangan antara mana harapan sosial yang harus dilakukan dan mana kepribadian asli kita yang justru harus dimunculkan, persona pun memiliki fungsi untuk mengontrol perasaan, pikiran dan tingkah laku. 

Namun jika persona dipakai secara berlebihan tanpa menghadirkan sosok asli dalam diri kita maka akhirnya ya tidak akan sehat secara psikologis, dan hal tersebut tentunya bisa berakibat fatal untuk kelangsungan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun