Mohon tunggu...
Eva Nur Khofifah
Eva Nur Khofifah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis 5 Buku, Praktisi Pendidikan Keluarga, Hipnoterapis, Founder @mozaikpsikologi

Salam Bahagia, Life with Love.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Gangguan Psikotik Skizofrenia

16 Februari 2019   18:06 Diperbarui: 16 Februari 2019   18:11 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: nationalgeoghrapic.grid.id

Namun berbeda halnya dengan Eugen Bleuler yang memiliki pendapat berbeda dengan yang disampaikan oleh Emil Kraepelin, ia berpendapat bahwa gangguan tersebut tidak selalu terjadi pada usia dini dan ia pun yakin bahwa gangguan ini tidak akan berlanjut menjadi demensia, pendapat tersebut tentunya mematahkan pendapat yang disampaikan oleh kraepelin sehingga sebutan dementia praecox tidak dapat digunakan kembali.

Kemudian pada tahun 1908, Bleuler memberikan istilahnya sendiri terkait gangguan ini, yaitu skizofrenia yang berasal dari bahasa Yunani schizein dan phren. Schizein artinya membelah dan phren artinya akal pikiran. Sehingga dari kedua kata tersebut dapat mencakup karakteristik utama dari gangguan tersebut, yang tentunya istilah skizofrenia ini digunakan hingga saat ini. Itulah sumbangsih Bleuler mengenai skizofrenia dan tentunya yang menciptakan istilah ini. 

Selanjutnya sejarah munculnya konsep ini tidak hanya sampai disitu saja, namun diperluas di wilayah Amerika Serikat. Bleuler selama parauh abad ke-20 memberikan pengaruh besar terhadap konsep skizofrenia di Amerika Serikat yang akhirnya diagnosis tersebut semakin meluas. 

Contohnya di New York State Psychiatric Institute yang sekitar 20 persen pasiennya di diagnosis sebagai skizofrenia pada tahun 1930 an, dimana pada tahun 1940 angka tersebut meningkat dan pada tahun 1952 memuncak mencapai angka 80 persen. Namun berbeda dengan yang terjadi di Eropa yang angkanya tetap/konstan lebih sempit dibandingkan di Amerika Serikat contohnya di London di Rumah Sakit Maudsley yang mencapai 20 persen selama kurun waktu 40 tahun ( Kuriansky, Deming & Gurland, 1974).

Bagaimana Simptom Klinis Skizofrenia?

Simtom-simtom/gejala-gejala gangguan skizofrenia ini tidak seperti gangguan lainnya yang homogen, gangguan ini lebih heterogen yang artinya para pasien skizofrenia dapat berbeda antara satu dan yang lainnya dibandingkan gangguan lain yang cenderung homogen, sehingga tidak ada simtom penting yang harus ada untuk menentukan diagnosis skizofrenia, namun tetap saja secara umum terdapat tiga kategori simtom utama untuk gangguan skizofrenia yaitu simtom positif, simtom negatif dan simtom disorganisasi, dan ada simtom lainnya yang tidak termasuk ke dalam ketiga kategori di atas.

1. Simtom Positif 

Simtom positif ini mencakup hal-hal yang berlebihan dan distorsi seperti delusi ( waham) dan halusinasi yang menjadi ciri episode akut skizofrenia. Lalu, apa yang dimaksud dengan delusi dan halusinasi tersebut?

  • Delusi ( Waham) adalah suatu keyakinan yang berlawanan dengan kenyataan yang merupakan simptom positif yang umumnya terjadi pada pasien skizofrenia, selain dari itu waham juga mempunyai bentuk lain yang beberapa diantaranya dipaparkan oleh Kurt Schneider ( 1959) yang merupakan psikiater berkebangsaan Jerman yang dikutip oleh Mellor ( 1970). Gambaran tersebut diantaranya adalah : Pasien yakin bahwa pikiran yang bukan berasal dari dalam dirinya dimasukan ke dalam pikirannya oleh sumber eksternal, pasien yakin bahwa pikirannya disiarkan dan ditransmisikan sehingga orang lain tahu apa yang mereka pikirkan, pasien berpikir bahwa pikirannya telah dicuri secara tiba-tiba oleh suatu kekutan eksternal, beberapa pasien yakin bahwa perasaan atau perilaku mereka dikendalikan oleh kekuatan eksternal. 
  • Halusinasi adalah suatu pengalaman indrawi tanpa adanya stimulasi dari lingkungan dan yang paling sering terjadi adalah halusinasi auditori, bukan visual sehingga 74 persen dari suatu sampel mengalami halusinasi auditori ( Sartorius dkk, 1974). Halusinasi dianggap pernting karena sering terjadi pada pasien skizofrenia dibandingkan pada gangguan psikotik lainnya. Tipe-tipe halusinasi yang dikutip dari Mellor ( 1970) diantaranya adalah : Beberapa pasien menyatakan bahwa mereka mendengarkan pikiran meereka diucapkan oleh suara lain, beberapa pasien mengklaim bahwa mereka mendengar suara-suara yang saling berdebat, beberapa pasien mendengar suara-suara yang mengomentari perilaku mereka.

2. Simtom Negatif

Simtom-simtom negatif ini mencakup berbagai defisit behavioral seperti avolition, alogia, anhedonia, afek datar dan asosialitas, dimana simtom ini cenderaung bertahan melampaui episode akut dan memiliki efek yang parah terhadap kehidupan pasien. Selanjutnya di bawah ini akan dijelaskan maksud dari istilah simtom-simom di atas. 

  • Avolition atau apati adalah kondisi kurangnya energi dan ketiadaan minat atau ketidakmampuan untuk tekun melakukan aktifitas rutin. Pasien tidak tertarik untuk sekedar berdandan dan membersihkan diri, rambut tidak disisir, kuku kotor, gigi tidak disikat dan pakaian yang berantakan. Pasien mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehar-hari dalam pekerjaan, sekolah dan bahkan rumah tangga sehingga mereka dapat menghabiskan waktu dengan duduk-duduk saja tanpa melakukan apapun.
  • Alogia merupakan gangguan pikiran negatif yang dapat terwujud dalam beberapa bentuk, salah satu contohnya dalam hal percakapan, percakapan mereka cenderung rendah sehingga jumlah total percakapan sangat jauh berkurang. Meskipun jumlah percakapan memadai namun percakapan tersebut tidak mengandung informasi yang mumpuni dan cenderung membingungkan serta diulang-ulang. 
  • Anhedonia merupakan ketidakmampuan merasakan kesenangan yang tercermin dari kurangnya minat dalam berbagai aktifitas rekreasi, gagal mengembangan hubungan dekat dengan orang lain serta kurangnya minat dalam hubungan seks. Pasien ini menganggap apa yang biasanya dianggap aktivitas menyenangkan oleh orang lain, menurut mereka tidaklah demikian.
  • Afek Datar maksudnya adalah hampir tidak ada stimulus untuk pasien memunculkan respon emosional, pasien menatap dengan pandangan yang kosong, otot-otot wajah kendur dan mata meraka tidak hidup. Ketika diajak bicara, pasien menjawab dengan datar dan tanpa nada. Afek datar ini terjadi pada 66 persen dari suatu sampel besar pasien skizofrenia ( Sartorius dkk, 1974). Namun perlu dipahami bahwa afek datar ini merujuk pada ekspresi emosi yang tampak bukan pada pengalaman dalam diri pasien, yang bisa saja tidak mengalami masalah.
  • Asosialitas dapat diartikan sebagai ketidakmampuan parah dalam menjalin hubungan soaial dimana mereka hanya memiliki sedikit teman, keterampilan sosial rendah dan sangat kurang berminat untuk berkumpul dengan orang lain.

adult-alone-blur-1510149-5c67eca2aeebe10ac22c65b6.jpg
adult-alone-blur-1510149-5c67eca2aeebe10ac22c65b6.jpg
3. Simtom Disorganisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun