BandarLampung- Jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Jurnalis dalam konsep media, berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa disebut surat kabar.
Namun jika dilihat kondisi jurnalistik di Indonesia kita tercinta berita maupun artikel bukan lagi menjadi tempat informasi yang berarti  melainkan berita mengenai kehidupan 'publik figure' serta berbagai macam basa-basi yang terkesan tak peduli lagi mengenai isi, urgensi, factualitas, validitas, dan juga privasi. Yang terpenting hanya jumlah pembaca yang terus meningkat. Miris bukan? ckckck
Oleh karena ini banyak bertebaran berita atau artikel sampah dan juga hoax(berita palsu) di kalangan masyarakat untuk menyerang jurnalis dan dengan sengaja menyesatkan publik. Lantas kita sebagai masyarakat bingung tentang apa yang harus dipercaya dan apakah itu berita benar atau tidaknya, tetapi di satu sisi lain berita palsu sebenarnya adalah kabar baik bagi jurnalis karena adanya kesempatan bagi media berita untuk memperbaiki nilai dan manfaat didalam berita dan menunjukkan bahwa fakta dan informasi selalu ada.
Media yang dahulu menjadi alat penyiaran sebuah informasi, kini menjadi lelucon. Media yang dahulu menyiarkan informasi berguna, kini berubah menjadi berita-berita sampah yang tak berbobot. Lantas apakah itu masa depan seorang jurnalis?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H