[caption caption="www.arrahmah.co.id"][/caption]Mabes Polri akhirnya merilis 31 nama yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Ke 31 orang tersebut adalah Santoso, istri Santoso dan komplotannya. Mereka hingga saat saat ini masih bersembunyi di pedalaman Poso, Sulawesi Tengah. Aparat kepolisian pun membentuk operasi khusus, yang bernama operasi Tinombala, untuk memburu kelompok Santoso ini. Bahkan, pemerintah Amerika Serikat juga telah memasukkan Santoso, kedalam jaringan teroris global yang harus diburu.
Sudah bukan rahasia umum, para teroris yang menyebar di berbagai negara ini saling terhubung. Bahkan, kelompok Santoso yang telah menyatakan dukungannya terhadap kelompok ISIS ini, diduga terhubung dengan kelompok teroris di Filipina. Bahkan, senjata mereka kabarnya juga dipasok dari Filipina. Disisi lain, kelompok Abu Sayyaf asal Filipina yang sampai saat ini masih menyandera 10 WNI, juga telah menyatakan dukungannya kepada ISIS. Disisi lain, kelompok ISIS yang bermarkas di Iraq dan Suriah, juga terus digempur oleh pasukan koalisi. Kota Palmyra yang sebelumnya dikuasai selama 10 bulan, kini berhasil diambil alih oleh kekuatan militer Suriah. Â Â
Untuk melakukan balas dendam akibat serangan bertubi-tubi tersebut, ISIS kini tengah bersiap mengirimkan 400 militannya untuk mengebom Eropa. http://internasional.kompas.com/read/2016/03/24/08000021/Kelompok.Teroris.ISIS.Siapkan.400.Pelaku.Bom.Bunuh.Diri.untuk.Serang.Eropa. Jika hal ini terjadi, tentu akan semakin banyak negara yang akan menjadi korban ledakan ISIS. Bahkan, presiden Barack Obawa dalam pertemuan KTT Keamanan Nuklir di Washington juga mengingatkan, ancaman teror nuklir yang dilakukan oleh kelompok ISIS. http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/04/160402_dunia_obama_teror_nuklirÂ
Tanpa bermaksud menakuti, kewaspadaan dan peran semua pihak harus terus dilakukan. Dalam konteks Indonesia, perburuhan terhadap kelompok Santoso harus tetap terus dilakukan. Meski jumlahnya hanya 31 orang, namun mereka tak segan membunuh orang yang tak berdosa dengan senjata yang mereka miliki. Para simpatisan kelompok Santoso juga masih tersebar. Masih ingatkah ketika pemakaman salah satu anggota Santoso di Solo? Salah seorang pelayat dengan santai mengibarkan bendera ISIS. Bahkan, tidak menutup pemungkinan di Jakarta juga banyak, karena salah satu masjid di Jakarta juga sempat dijadikan tempat propaganda ajaran ISIS.
Bahu membahu melawan jaringan terorisme harus terus dilakukan oleh semua pihak. Mulai dari diri sendiri hingga pemerintah pusat. Mulai dari diri sendiri, hingga masyarakat internasional. Sudah saatnya kita terus melakukan perlawanan terhadap jaringan terorisme. Namun jangan lupa, pencegahan tetap harus dilakukan. Banyak orang yang sudah terkena gejala virus radikal kekerasan. Dan sudah banyak orang yang sudah positifi terjangkit.
Program deradikalisasi terhadap para mantan pelaku terorisme juga harus terus dilakukan. Dan dari masyarakat, memperbanyak pesan damai, memperbanyak berbuat baik, saling menghargai juga harus terus dilakukan. Jika semuanya itu dilakukan secara simultan dan berkesinambungan akan saling terhubung. Dampak positif yang bisa kita rasakan adalah, kedamaian. Kedamaian bagi bumi pertiwi. Kedamaian tanpa ada kekerasan, tanpa ada kebencian. Semuanya sama di mata Tuhan. Yang membedakan adalah kadar keimanannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H