Jika seseorang memutuskan untuk berangkat berhaji. Â Ada beberasa konsekwensi yang harus dia tanggung. Pertama adalah ketahanan fisik. Kedua adalah biaya ang mungkin tidak sedikit bagi ukuran Indonesia. Ketiga adalah waktu tunggu yang mungkin panjang.
Karena biaya yang tidak sedikit maka sebagian besar orang harus mencicilnya. Pada masa setelah covid ini banyak sekali orang gagal bayar karena usaha mereka yan seret akibat pandemi. Â Lalu ada tantangan soal fisik dimana banyak orang yang masuk katagori renta yang beangkat pada tahun ini untuk berhaji. Kita tahu berapa orang yang meninggal karena keshatan yang memang telalu beresiko untuk berhaji.
Dari data jumlah orang yang meninggal saat berhaji kita menjadi paham kenapa untuk bisa berhaji butuh fisik yang sangat kuat. Dan untuk ini tidak bisa main-main. Seseorang harus mempersiapkan ini dengan sungguh-sungguh. Terlalu beresiko untuk melakukan persiapan berhaji dengan serampangan,'
Saat berhaji, kita akan bertemu dengan berbagai bangsa di seluruh dunia yang punya satu persamaan dalam menjalankan kehidupan berhaji. Salah satunya adalah ceramah Nabi muhammad dipadang Aafah yang lebih dikenal sebaai haji wada (penghabisan)
Ceramah itu berisi setaraan dan ajakan perdamaian. Pesan ini merupakan oleh-oleh berharga para jamaah haji yang wajib diimplementasikan sebagai tanggungjawab umat beragama. Menjaga harkat martabat manusia tentang kesetaraan, jaminan saling melindungi dari ancaman jiwa dan raga serta larangan menumpahkan darah dan saling bertikai antara sesama manusia.
Ceramah  ini seharusnya bisa menginspirasi orang untuk berbuat lebih baik dalam kehidupannya ini. Kehidupan lama yang buruk tergantikan dengan kehidupan baru yang lebih baik inilah ruanya haekat yan ingin ditunjukkan nabi kepada umatnya. Selanjutnya ditiru oleh umatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H