Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama Sering Jadi Justifikasi Kekerasan

16 Oktober 2021   13:45 Diperbarui: 16 Oktober 2021   14:17 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Apakah agama mengajarkan tindak kekerasan? Kita pada umumnya akan menjawab bahwa agama tidak mengajarkan dan bahkan menolak seluruh tindakan kekerasan. Agama umumnya mengajarkan kedamaian di dalam dan luar diri, harmoni dengan pihak lain, termasuk beberapa agama mengajarkan harmonisasi dengan alam sekitar termasuk tumbuhan dan hewan.

Pertanyaannya kemudian, mengapa ada orang yang melakukan tindakan kekerasan (dalam beragam bentuk) dengan mengatasnamakan agama? Kita bisa melihat banyak kasus terorisme yang menggunakan senjata bahkan bom, termasuk bom bunuh diri demi keyakinan yang mereka anut. Kita bisa melihat bom yang menurut saya sadis dan amat salah yaitu bom bunuh diri yang dilakukan oleh satu keluarga di Surabaya pada tahun 2018. Bom yang dilkakukan oleh ayah, ibu  dan empat anaknya itu menewaskan puluhan orang di tiga gereja yang meledak nyaris bersamaan. Para pelaku diyakini mempercayai bahwa apa yang mereka lakukan adalah mulia dan untuk membela ajaran yang dianut.

Sebagian warga pasti menolak argumen itu karena apa yang mereka lakukan sama sekali tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai agama. Sementara sebagian yang lain barangkali akan menjawab bahwa memang ada doktrin-doktrin agama yang memberikan legitimasi bagi tindak kekerasan.

Pertanyaan soal agama dan kekerasan ini terus berulang dari tahun ke tahun, paling tidak kita bisa saksikan sejak tahun 2000. Penabrakan pesawat di menara kembar WTC, bom Bali, beberapa bom di Eropa seperti Inggris dan New Zeland, beberapa bom di Filipina dan beberapa daerah di Indonesia. Nyaris semuanya berdasarkan justifikasi agama dan pembelaan terhadap keyakinan mereka dan ketidaksukaan terhadap pihak lain.

Ironisnya, penyerangan dan bom bunuh diri ini tidak hanya melibatkan orang dewasa tapi juga remaja dan anak-anak. Bahkan kampanye kekerasan dan kebencian atas nama agama sering digaungkan. Mereka juga tidak segan menutip ayat suci sebagai dasar rtindakan mereka.

Inilah menjadi tantangan kita semua. Baik orangtua maupun sebagai warga negara. Bagaimanapun kekerasan dengan mengatasamakan agama sama sekali tidak dibenarkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun