Dampak penyebaran ujaran kebencian di media sosial, nampaknya masih belum bisa hilang. Ketika tahun politik, kebiasaan saling menghujat, membenci dan mencaci ini begitu kuat di media sosial.Â
Nyatanya, setelah tahun politik kebiasaan saling hujat ini belum juga hilang dalam diri sebagian masyarakat. Persoalannya, hujatan dan kebencian tersebut dilakukan di media sosial, yang bisa di akses oleh semua orang.
Dalam masa pandemic corona seperti sekarang ini, faktanya perilaku menghujat, mendiskriminasikan dan melakukan stigmatisasi juga masih dilakukan oleh sebagian orang. Dan lagi-lagi, perilaku tersebut disebarluaskan melalui dunia maya.Â
Kali ini, yang didiskriminasikan justru adalah orang-orang yang berjuang di garda depan, yang menangani orang dalam pengawasan (ODP) ataup pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona. Mereka adalah tenaga medis yang telah mempertaruhkan nyawanya, untuk memutus mata rantai penyebaran corona.
Tidak sedikit dari tenaga medis yang meninggal, karena berusaha agar virus ini tidak menyebar. Namun,kerja kerasnya tersebut justru direspon negative oleh sebagian orang.Â
Mereka didiskriminasikan karena adanya kekhawatiran terpapar virus, ketika tenaga medis ini pulang ke rumah. Bahkan, masyarakat yang positif dan meninggal pun, jenazahnya ditolak untuk dimakamkan di desanya. Sikap semacam ini menurut saya terlalu berlebihan.
Ingat, tanpa jasa tenaga medis, virus ini makin tidak terkendali. Semestinya mereka mendapatkan penghargaan, namun mereka tidak pernah meminta. Mereka melaksanakan tugasnya tanpa pamrih. Kenapa masyarakat justru merespon para tenaga medis ini dengan diskriminasi?Â
Dalam penanganan pasien positif corona, atau jenazah karena covid-19, semuanya ada standar prosedurnya. Mereka adalah manusia ciptaan Tuhan seperti kita semua. Jangan dipukul rata semua tenaga medis atau orang meninggal positif corona.
Perkuatlah literasi agar bisa melihat persoalan corona ini secara utuh. Bekali diri kita dengan informasi yang valid dan utuh, agar tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang menyesatkan. Gunakan pula logika kalian dalam menyikapi setiap perkembangan terkait corona ini.Â
Pernahkan kita berpikir bagaimana persaan keluarga para tenaga medis, atau keluarga yang meninggal karena positif corona? Apakah mereka seterusnya akan mendapatkan diskriminasi? Dan apakah yang sehat jaminan tidak tertempel atau terpapar?Â
Mari kita berpikir secara logis dan sehat. Hentikan segala diskriminasi terkait corona ini. Mari saling mengingatkan dan menguatkan satu dengan lainnya. Salam.