Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Rekonsiliasi Penting Pasca Pilkada

2 Juli 2018   20:08 Diperbarui: 2 Juli 2018   20:28 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada hal menarik ketika pencoblosan pada Pilkada serentak usai dilakukan dan quick count (QC- hitung cepat) mulai diumumkan oleh beberapa lembaga survey. Hasil QC itu memakai metodologi tertentu untuk menghitung hasil pencoblosan yang dilakukan siang itu. Meski semuanya harus menunggu hasil riil count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) tapi biasanya hasil QC adalah sejalan dengan hasil riil count.

Hal yang menarik itu adalah ketika hitungan QC diumumkan dan paslon dinyatakan unggul, mereka segera memberikan pidato untuk pengantar pernyataan  kemenangan (meski selalu menyelipkan kata-kata -- kita tunggu hasil resmi dari KPU).

Pada pidato itu biasanya para paslon mengucapkan puji syukur atas hasil kemenangan itu dan tidak lupa menyebut bahwa kemenangan itu adalah kemenangan satu daerah yang memilih  atau dengan kata lain kemenangan bersama.  Artinya bila kemenangan benar-benar sudah diresmikan, semua pihak harus menghormati hasil pilihan mayoritas itu.

Disinilah paslon lawan yang kalah suara harus berbesar hati menghargai pilihan mayoritas itu. Hakekatnya demokrasi itu berlandaskan kebebasan berpendapat sehingga bisa saja orang punya pendapat atau pilihan yang berbeda.

Negara kita juga sudah menunjukkan iklim demokrasi yang berjalan lebih baik. Misalnya ada daerah dimana kotak kosong menang dibanding calon tunggal. Ini berarti rakyat sudah tahu calon yang punya visi yang baik dan sreg dengan hati para pemilih. Semua pihak harus menghargai hal itu.

Lebih jauh dari itu, hal yang perlu dilakukan adalah  rekonsiliasi antara pihak yang kalah dan yang menang. Rekonsiliasi ini penting agar paslon terpilih bisa melaksanakan program dengan baik. Dalam rekonsiliasi itu, paslon kalah juga bisa menawarkan program yang dianggap baik untuk diterapkan oleh paslon yang unggul.

Ini memmang tidak mudah secara psikologis, karena setelah sekian lama berjuang (nyaris empat bulan kampanye) dan menghabiskan energy serta materi , paslon yang kalah harus berbesar hati untuk menerima kondisi ini, terlebih juga bila paslon kalah mampu melampaui rasa hatinya untuk memberi masukan kepada paslon unggul.

Begitu juga menenangkan para pendukung untuk menerima kekalahan itu sebagai sesuatu yang harus diterima semua pihak. Jangan sampai pendukung tidak terima atas kekalahan mereka dan menantang atau membuat onar sekeliling. Sekali lagi kebesaran hati untuk menerima kenyataan dan kemudian berekonsiliasi memang diperlukan.

Semua pihak harus sadar bahwa cita-cita bersama  berbangsa yaitu mewujudkan kesejahteran, kedamaian dan keadilan bagi seluruh masyarakat adalah hal terutama dalam pemerintahan. Kedamaian penting diciptakan agar jalan menuju cita-cita bisa terwujud dengan baik.

Hal itu juga yang harus dipegang oleh paslon yang menang dalam pilkada, sehingga pilkada tidak sekadar hanya memperoleh kekuasaan saja, tapi untuk kesejahteraan semua pihak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun