Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tumbuhkan Empati dan Solidaritas di Dunia Maya

26 Mei 2018   06:26 Diperbarui: 26 Mei 2018   07:12 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empati - http://beritakoran.com

Saat ini, seluruh umat muslim di Indonesia dan dunia sedang melaksanakan ibadah puasa. Bulan Ramadan merupakan bulan spesial yang paling banyak dinanti. Selain menawarkan banyak pahala, bulan penuh berkah ini juga mampu menumbuhkan semangat saling berempati antar sesama. Lihat saja, hampir setiap hari selalu saja aktifitas saling berbagi. 

Baik itu berbagi dalam bentuk makanan untuk berbuka ataupun sahur, tapi juga berbagi dalam bentuk harta ataupun waktu. Bulan Ramadan juga mendorong setiap muslim untuk selalu mengingat Tuhan, dengan memperbanyak ibadah. Bukan hal yang berlebihan jika Ramadan disebut juga sebagai bulan suci.

Melalui semangat saling berbagi dan empati antar sesama inilah, harus dijadikan momentum untuk saling merekatkan solidaritas dan persatuan antar sesama. Dengan semangat saling berbagi dan berempati antar sesama ini, Indonesia akan tetap menjadi negeri yang berdaulat, damai dan terbebas dari segalah pengaruh buruk seperti radikalisme dan terorisme. 

Indonesia adalah negara damai, bukan negara konflik seperti yang dikatakan oleh kelompok radikal. Mereka secara sengaja menciptakan konflik baru, agar mereka bisa mendapatkan pembenaran dalam melakukan teror.

Jika semangat saling berbagi dan berempat antar sesama ini ada pada diri setiap manusia, tentu bibit intoleransi, radikalisme dan terorisme ini akan tidak ada. Setiap orang sibuk berlomba berbuat kebaikan, tanpa mempersoalkan suku, agama dan RAS nya. Mereka saling berempati karena mereka manusia. Memanusiakan manusia harus terus dijunjung tinggi, agar tidak ada manusia yang merendahkan manusia lain. Hal ini penting, agar kita bisa menjadi manusia yang bertanggung jawab dan tetap menjunjung tinggi toleransi.

Jika pada bulan Ramadan, seluruh umat muslim bisa saling berbagi, berempati dan meningkatkan ibadah, semestinya Indonesia akan menjadi negeri yang damai dan tenteram. Terlebih mayoritas penduduk Indonesia beragama muslim. Semestinya, seluruh umat muslim bisa saling berbagi, berempati dan tolong menolong antar sesama. Tinggal yang menjadi pekerjaan bersama adalah, bagaimana mempertahankan semangat berbagi yang muncul di bulan Ramadan ini, bisa tetap bertahan di bulan-bulan  berikutnya.

Indonesia mempunyai budaya luhur yang disebut gotong royong. Budaya lokal ini pada dasarnya juga salah satu bentuk, bahwa kita pada dasarnya mempunyai tradisi untuk saling berempati. Apa yang dirasakan orang lain, juga menjadi apa yang kita rasakan baik itu berupa kesedihan ataupun kesenangan. Dengan saling berempati, keberagaman di negeri ini akan bisa terjaga. 

Ingat, kelompok radikal terus saja mempersoalkan keberagaman di negeri ini. Indonesia dianggap sebagai negara muslim, karena itulah hukum pemerintahan yang berlaku harus didasarkan pada hukum Islam. Mereka lupa, bahwa Indonesia tidak hanya Islam. Tapi juga Kristen, Hindu, Budha, Konghucu bahkan aliran kepercayaan pun juga ada di Indonesia. Mereka juga mempunyai hak yang sama dengan kelompok mayoritas.

Jika kita bisa saling bergandengan tangan, saling gotong royong, maka segala pengaruh buruk yang berusaha menggganggu negeri ini, tidak akan bisa terjadi. Semoga, bulan Ramadan ini bisa jadi momentum untuk terus meningkatkan empat, saling berbagi, dan saling tolong menolong antar sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun