Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jangan Diam, Lawanlah Hoax dan Radikalisme

27 Januari 2017   07:28 Diperbarui: 27 Januari 2017   07:58 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahaya Hoax - Teknologi News Viva

Suka tidak suka, hoax telah menghiasi keseharian kita. hoax di dunia maya telah mempengaruhi kehidupan manusia di dunia nyata. Berita-berita yang tidak disertai data yang valid, membuat kebingungan masyarakat. Desas desus yang tidak jelas asal usulnya justru dianggap sebagai kebenaran. Peristiwa kecil diberitakan secara besar-besaran, sedang peristiwa besar diberitakan secara berlebih-lebihan. Tidak jarang seseorang bisa saling bertengkar karena berbeda pendapat. 

Di media sosial banyak yang unfriend hanya karena tidak sependapat dengan pandangan temannya. Bahkan, hubungan antar keluarga juga bisa terganggu, akibat pemberitaan yang tidak benar.

Dampak yang lebih ekstrim dari berita hoax adalah konflik di level masyarakat. Pekan kemarin, bentrokan antara FPI dengan GMBI terjadi karena dipicu oleh informasi di media sosial. Bahkan, ujung dari bentrokan tersebut adalah pembakaran kantor GMBI. Sebelumnya, di Tanjung Balai, Sumatera Utara, juga sempat terjadi pembakaran tempat ibadah, hanya karena diprovokasi oleh isu yang berkembang di media sosial. 

Dalam masa pilkada saat ini, juga sering kita temukan ujaran kebencian yang dihembuskan, untuk mendiskreditkan salah satu pasangan calon. Ironisnya, informasi yang tidak jelas tersebut juga meminta agar salah satu pasangan mundur, dan lain sebagainya.

Padahal, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar. Sudah semestinya, seorang muslim juga mampu memilih dan memilah informasi yang benar. Al Quran sendiri menjelaskan, “hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Al Hujurat : 6).

Jika mengacu pada ayat diatas, sudah semestinya kita tidak mengikuti informasi yang disebarkan melalui hoax. Faktanya, tidak semua berita yang dimunculkan sesuai dengan fakta. Kita juga harus waspada, untuk tidak menyebarkan berita yang tidak benar. Sebagai seorang yang jeli, sudah semestinya kita tidak menerima informasi yang beredar secara mentah-mentah. Lakukanlah cek dan ricek. Literasi media yang dianggap mampu meredam hoax dan radikalisme, sebenarnya juga sejalan dengan yang dianjurkan dalam Al Quran. Periksa dan telitilah agar tidak terjadi suatu musibah. Apa yang dimaksud musibah disini? Jelas sekali. Konflik horizontal dan ancaman perpecahan  bangsa bisa terjadi, jika masyarakatnya menganggap hoax itu sebagai kebenaran.

Al Quran juga menjelaskan, bahwa orang yang menyebarkan berita bohong termasuk kategori orang fasik. Jika berbicara cenderng tidak benar, meski terkadang menyampaikan kebenaran. Untuk itulah, di era perkembangan informasi yang begitu cepat seperti sekarang ini, sudah semestinya kita melakukan cek dan ricek, terhadap informasi apapun. Ingat, Islam dan agama apapun tidak pernah mengajarkan hoax dan fitnah. Jika ada pihak-pihak yang mengatasnamakan agama, namun perilakunya cenderung tidak sesuai dengan ajaran agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun