Mohon tunggu...
Enfant Chunaifi Abdillah
Enfant Chunaifi Abdillah Mohon Tunggu... Freelancer - Amil Zakat

Hanyalah seorang manusia biasa yang terus belajar tanpa henti, berjuang tanpa henti, demi mengabdi pada Allah, Nabi, Keluarga dan juga Bangsa Negara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendidikan untuk Keluarga Kecil Dhuafa

1 Maret 2021   17:33 Diperbarui: 1 Maret 2021   18:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini cerita tentang keluarga ibu Dia, salah seorang dhuafa yang sedang diuji oleh Allah, dengan kerasnya hidup dan sulitnya ekonomi yang dialami oleh beliau dan keluarga. 

Bu Dia hanyalah seorang ibu rumah tangga seperti pada umumnya, sedangkan suami -Pak Syaifudin- kesehariannya hanya bekerja sebagai tukang (maaf) sampah, yang tugasnya mengumpulkan sampah-sampah lalu kemudian dibawa ke TPA setempat, yang kita tau semua besarnya gaji pekerjaan itu tidaklah seberapa.

Yang menjadi cukup memprihatinkan adalah adanya lima buah hati dalam keluarga tersebut, dan rentang usianya pun berdekatan. Dimulai dari anak pertama yang masih berada di jejang kelas 3 SD, kemudian anak kedua yang saat ini masih TK. Lalu adiknya, anak ketiga yang saat ini masih PAUD, yang akan di susul adiknya -anak keempat- di tahun depan. Dan anak bungsu dari Ibu Dia masih berusia balita, dan mirisnya namanya pun belum terdaftar di dalam Kartu Keluarga.

Bisa kita bayangkan bagaimana perjuang dari keluarga Bu Dia dan suami dalam menghudupi kebutuhan sehari-hari, ditambah lagi adanya biaya untuk pendidikan anak-anaknya. Beruntung saat ini SPP untuk jenjang pendidikan tinka SD sdh disubsidi oleh pemerintah. Setidaknya itu bisa menjadi peringan bagi Bu Dia.

Dengan kondisi seperti itu, merupakan hal yang wajar apabila tunggakan Bu Dia dimana-mana dan mulai menumpuk, terutama untuk biaya sekolah TK dan PAUD. Hal itu yang terjadi dengan keluarga beliau, yang menjadikan Bu Dia beserta istri hendak berencana untuk menghetikan proses kegiatan sekolah sang anak, terutama yang saat ini menduduki jenjang TK, dikarenakan tunggakan yang sudah menumpuk dan juga ada rasa malu dan khawatir nanti akan menganggu psikis sang anak.

dok. Nurulhayat.org
dok. Nurulhayat.org
Beruntung pihak sekolah setempat, TK Dharma Wanita Persatuan Balearjosari bertindak cekatan dan mengharap agar Bu Dia tidak menghentikan seklah anaknya, demi perkembangan dan pendidikan sang buah hati. Dan Alhamdulillah setelah kepala sekolah berkoordinasi dengan LAZ Nurul Hayat Malang, akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk bersinergi dan membantu keluarga Bu Dia, dalam hal pelunasan tunggakan SPP dan juga kelengkapan sekolah seperti buku, seragam dan alat sekolah lainnya.

dok. Nurulhayat.org
dok. Nurulhayat.org
Tak lupa pula kabar bahagia ini kami sampaikan ke Bu Dia dan keluarga, beserta juga anak-anaknya dengan harapan ini semua bisa menjadi pelecut semangat untuk keluarga Bu Dia pada khususnya, dan juga untuk kita semua pada umumnya, bahwa segala sesuatu yang menimpa kita itu adalah rencana Allah, dan Tuhan tidak akan pernah diam meninggalkan kita, selama kita selalu ingat kepadaNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun