Mohon tunggu...
Politik

Faktor Penyebab Menjamurnya Korupsi di Indonesia

27 Oktober 2017   20:44 Diperbarui: 27 Oktober 2017   20:48 5178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita semua tahu bahwa sudah tidak terhitung lagi jumlah tindak korupsi yang terjadi di Indonesia. Tindak korupsi ini telah dilakukan oleh berbagai tingkatan masyarakat, mulai dari kepala daerah hingga pejabat tinggi, dan korupsi menghambat perkembangan dan kemajuan dalam pembangunan Negara  dan merugikan masyarakat kecil. Sekarang, mengapa di negara ini terjadi korupsi dengan begitu mudah? Korupsi inilah yang menjadikan Negara Indonesia menjadi negara yang "Sedang berkembang"; dan akan terus berkembang  hingga akhirnya Indonesia akan mampu menghapuskan korupsi dan akhirnya menjadi negara maju. Faktor-faktor berikut ini adalah mengapa korupsi sering terjadi di Indonesia.

Faktor yang pertama adalah karena hukum di negara Indonesia yang terkesan runcing ke bawah dan tumpul keatas. Bukti dari hal ini adalah kejahatan-kejahatan minor yang dilakukan oleh masyarakat kecil, seperti pencurian dalam skala kecil maupun hal-hal sepele lainnya. Bagaimanapun, kejahatan yang lebih serius yang dilakukan oleh para petinggi negara nampak seolah diabaikan, dan hukum tidak mampu memberikan efek jera supaya para pelaku menjadi jera. 

Akibatnya para pelaku terus bertambah dan tidak ragu-ragu dalam melakukan korupsi karena mereka tahu bahwa mereka akan lolos apabila terbukti melakukan tindak korupsi. Apabila para pelaku ini disiksa atau dihukum mati, atau penjara seumur hidup tanpa ada kompromi; mungkin pikiran mereka akan sedikit berbeda dan mereka  akan berpikir lagi sebelum melakukan tindak korupsi. Apabila anda menganggap hukuman tersebut  tidak manusiawai, pikirkan berapa orang kelaparan di negeri ini yang haknya telah mereka renggut. 

Menurut penulis; hukuman terbaik adalah menyerahkan mereka kepada rakyat untuk diadili. Hukum kita dan para aparat penegaknya sangatlah rentan terhadap tindak suap yang dilakukan para terdakwa untuk mampu meloloskan diri. Para pelaku memanfaatkan kebutuhan masyarakat akan uang dan memanfaatkan mental orang Indonesia yang cenderung ingin memperoleh hasil tanpa adanya usaha.

Faktor yang kedua adalah karena hukum di Indonesia dan para penegaknya sangat mudah untuk disuap, dan hampir tidak memiliki dominasi sama sekali terhadap para pelaku. Mengejutkan bahwa para hakim yang sudah menjadi penentu apakah seseorang bersalah atau tidak bahkan sangat mudah untuk disuap. KPK sudah bekerja sangat keras dalam menangkap para pelaku korupsi dan mengumpulkan bukti-bukti, namun para pelaku hanya tinggal menyuap para hakim yang menjadi penentu nasibnya dan semua sudah beres. Hukum di Indonesia terkesan melempem terhadap para pelaku, masa hukuman yang diberikanj singkat, hukuman dapat dihindari dengan mudah oleh para pelaku; dan bahkan rutan yang diberikan relatif nyaman dan tidak memberikan rasa jera sama sekali.

Faktor terakhir adalah karena rakyat Indonesia memiliki mental yang ingin segalanya mudah tanpa ada usaha dan memiliki tingkat ego yang tinggi. Para pejabat yang melaqkukan korupsi tidak peduli dan telah melanggar hak dari orang banyak yang seharusnya mereka urusi dan menelantarkan daerah yang seharusnya mereka bangun dan kembangkan. Orang Indonesia cenderung ingin memperoleh hasil yang diinginkan dengan menghalalkan segala cara; korupsi inilah contohnya. Bahkan perilaku yang merupakan bibit korupsi sudah muncul di generasi muda Indonesia. Perilaku ini termasuk mencontek dan mencuri, dan mereka adalah awal dari korupsi di masa depan.

Cara mengatasi korupsi di Indonesia diantaranya adalah dengan meningkatkan kekuatan hukuman di Indonesia; bahkan apabila hukuman mati harus diberikan sekalipun.Meskipun terkesan brutal dan tidak manusiawi; namun efek jera yang diberikan pada seseorang yang hendak berbuat korupsi sangat efektif.  Selain mengatasi; korupsi juga perlu dicegah. KPK dapat memperoleh akses penuh dan tidak dihalang-halangi dalam melakukan penyelidikan. 

Dengan begitu KPK dapat mengeliminasi para bakal terdakwa korupsi. Yang terakhir adalah dengan memberikan edukasi etika yang mengajarkan kejujuran dan sikap sebagai hal yang utama; dan nilai hanya sebagai hal penting semata. Di Indonesia nilai adalah hal yang utama dalam menempuh pendidikan dan sikap hanya dipakai sebagai formalitas belaka. Tanpa nilai; hidup kita akan dibuat susah karena untuk mencari kerja diperlukan nilai dan pengalaman semasa sekolah; sehingga siswa yang tidak mampu mengikuti atau malas akan mengambil cara mudah dan mencontek. Padahal mencontek; seperti yang dikatakan tadi, adalah awal mula dari korupsi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun