Mohon tunggu...
Evander Nathanael Ginting
Evander Nathanael Ginting Mohon Tunggu... Pengacara - Gadjah Mada University

Rationalist

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Meninjau Ulang Peran Skripsi dalam Pendidikan Tingkat Akhir

31 Agustus 2023   20:05 Diperbarui: 31 Agustus 2023   20:16 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya skripsi sebagai bagian akhir dari pendidikan semakin diperdebatkan, terutama tentang manfaatnya untuk pekerjaan di dunia nyata. Di zaman di mana banyak orang memanfaatkan penulis joki untuk skripsi mereka, pandangan bahwa skripsi tidak punya manfaat di dunia kerja semakin kuat. Pandangan ini bukan cuma pendapat beberapa orang, tapi juga dianggap oleh mahasiswa dan dosen.

Salah satu alasan yang mendukung pandangan ini adalah banyak lulusan yang setelah melewati kesulitan menyelesaikan skripsi, kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai jurusan mereka. 

Banyaknya jasa joki skripsi menunjukkan bahwa beberapa mahasiswa melihat skripsi hanya sebagai tugas formal yang harus diselesaikan, bukan kesempatan untuk kembangkan kemampuan praktis yang berguna di dunia kerja.

Menurut pandangan ini, skripsi dianggap sebagai pemborosan waktu. Proses panjang dan rumitnya tidak selalu memberikan keterampilan yang berguna di pekerjaan nantinya. 

Masalah semakin besar karena banyak lulusan merasa perlu membayar orang lain untuk menyelesaikan skripsi mereka. Ini menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, skripsi bisa jadi hambatan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan.

Oleh sebab itu, muncul ide untuk memberi mahasiswa kebebasan dalam mengejar proyek kecil yang mereka minati. Dengan cara ini, mereka bisa memerhatikan dan analisis masalah nyata di sekitar mereka. Melalui percakapan dan kerja sama dengan teman di kampus, mereka bisa pelajari cara ilmiah yang lebih bermanfaat.

Meski begitu, tidak boleh dilupakan bahwa skripsi juga punya tempatnya, khususnya bagi mereka yang ingin menjadi peneliti. Skripsi bisa jadi kesempatan untuk pelajari lebih dalam dalam bidang tertentu dan kembangkan keterampilan penelitian yang diperlukan. Tapi, perlu diakui bahwa tidak semua lulusan akan berakhir sebagai peneliti, sehingga memberi alternatif seperti proyek mini juga penting.

Selain itu, masalah hubungan antara mahasiswa dan dosen juga mempengaruhi pandangan tentang skripsi. Dalam beberapa situasi, dosen yang otoriter dan kurang mendukung bisa menciptakan pengalaman yang tidak menyenangkan dalam menyusun skripsi, yang akhirnya merugikan manfaat yang seharusnya didapatkan dari proses itu.

Dalam upaya menciptakan pendidikan yang lebih berarti dan sesuai, perlu ada evaluasi kritis tentang peran skripsi dalam kurikulum. Pendekatan yang memberi mahasiswa peluang untuk mengejar minat mereka melalui proyek mini bisa menjadi alternatif yang lebih sesuai dengan tuntutan pekerjaan saat ini. 

Dengan cara ini, mahasiswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan nyata setelah lulus, tanpa terjebak dalam pandangan bahwa skripsi hanya tugas yang tak berguna dan buang-buang waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun