Mohon tunggu...
Mochamad Evan
Mochamad Evan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa HI - UMM 2017

Diaspora Taiwan in Indonesia Hubungan Internasional UMM 2017 MMF (Malang-Meinong Friends) Taiwan & Indonesia MPA (Meinong People Association) Awardee Summer Camp Program at Huaqiao University 2018

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peduli Kesenian di Masa Pandemi, Mahasiswa UMM Sasar Paguyuban Unggulan Desa Kolomayan

1 September 2020   20:43 Diperbarui: 1 September 2020   20:44 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim PMM UMM kelompok 3 foto bersama anggota kesenian jaranan (dokpri)

Di tengah pandemi virus COVID-19, tidak menghalangi Tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktimu Negeri Universitas Muhammdiyah Malang (UMM) untuk melakukan kegiatannya guna mensukseskan programnya desa yang bebas akan Covid-19.

Kamis, 13 Agustus 2020 tepatnya di desa Kolomayan Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar kami melakukan kunjungan ke Paguyuban andalan desa ini , yakni Paguyuban Kesenian Kuda Kepang.

Kesenian kuda kepang atau biasa disebut sebagai jaranan merupakankesenian yang berasal dari Jawa. Kesenian jaranan mulai muncul sejak abad ke 10 Hijriah. Tepatnya pada tahun 1041 atau bersamaan dengan kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 yaitu bagian timur Kerajaan Jenggala dengan ibu kota Kahuripan dan sebelah Barat Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibu kota Dhahapura.

Awal mula terbentuknya paguyuban Satrio Putro Gendali Mudo ini awalnya bermula dari ajang festival desa yang diadakan di desa kolomayan sendiri, terfikir karena banyaknya antusias dari muda mudi desa Sugeng Chrisdyantoro selaku pimpinan dari paguyuban kesenian jaranan ini mengusulkan untuk dibentuknya sebuah paguyuban dengan berbekal antusias dan bermula dari adanya festifal desa maka terbentuklah paguyuban atau sanggar seni jaranan di desa kolomayan ini sendiri.

Pak Sugeng menambahkan bahwasanya paguyuban ini bukan hanya mewadahi muda mudi dari kalangan desa kolomayan sendiri, namun beliau mengungkapkan bahwasanya di paguyuban kesenian jaranan miliknya juga menerima orang luar baik dari desa lain bahkan luar kota.

Kelompok 03 PMM UMM juga memberikan edukasi tentang adanya kesenian jaranan ini ke masyarakat luas dengan harapan menjaga kesenian tersebut tetap ada dan masih dapat dinikmati secara berkala.

Zaqina Erin selaku koordinator pada kegiatan peduli kesenian desa ini mengungkapkan pihaknya ingin mengenalkan kesenian jaranan ini dan menyebarkan informasi tentang adanya paguyuban seni jaranan di desa kolomayan untuk menjaga dan melestarikan kesenian daerah.

Karena, sudah seharusnya kita sebagai generasi muda berperan sebagai penerus bangsa yang harus melestarikan budaya yang ada dan ikut berpartisipasi untuk senantiasa menjaganya.

Pihaknya juga memberikan sedikit bantuan berupa paket new normal yang berisi masker, handsanitizer, dan brosur untuk penunjang performa dari pementasan kesenian jaranan ini agar kiranya dalam persiapan dan pementasanya dapat menerapkan standart protokol kesehatan yang sudah ditetapkan dalam aktivitas sehari-hari sebagai upaya perlindungan diri dari Covid-19.

Sementara itu, Beti Istanti Suwandayani M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapang (DPL) PMM UMM Bhaktimu Negeri sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa bimbingannya atas program kerja terbarunya. Diharapkan dari kunjungan tersebut dapat melestarikan dan membangkitkan kembali agar generasi muda tidak melupakan peninggalan nenek moyang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun