Seiring berjalannya waktu, segala makhluk hidup tentunya akan semakin berkembang. Binatang-binatang mampu berevolusi ataupun mengembangkan gaya hidup baru untuk menutupi kelemahan mereka dan menyesuaikan diri mereka terhadap alam. Tidak terbatas kepada binatang saja, manusia sendiri juga mampu berkembang seiring berjalannya waktu. Hasil perkembangan manusia ini bisa dilihat bukan dari perubahan fisik hasil evolusi, tetapi dari kemajuan teknologi yang dikembangkan manusia.
Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa teknologi berkembang paling pesat pada zaman ini. Semakin hari, semakin bisa dirasakan kecanggihan teknologi manusia. Hal-hal seperti kendaraan listrik ataupun AI yang awalnya tidak diketahui sama sekali, mulai menjadi hal yang umum dan banyak digunakan oleh manusia pada aktivitas sehari-harinya. Teknologi-teknologi ini bertujuan untuk membantu manusia menjadi lebih efisien menggunakan waktunya, serta untuk meringankan kehidupan manusia. Namun, pada kenyataannya, tujuan untuk meringankan beban manusia ini tidak selalu berujung dengan dampak baik.
Salah satu "korban" dari dampak buruk perkembangan teknologi adalah bidang pendidikan. Adanya internet dan teknologi yang lebih canggih memperbesar akses terhadap informasi. Sekarang, tidak perlu membaca buku untuk belajar ataupun menambah wawasan, karena cukup apabila hanya membaca dari berbagai situs-situs. Hal ini memang pada dasarnya berdampak sangat baik, karena kita dapat mengakses informasi jauh lebih mudah dan tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk belajar. Namun, mudahnya untuk mengakses informasi ini memperburuk "daya juang" para pelajar.
Kemampuan untuk mengakses informasi kapan saja membuat para pelajar kurang giat untuk belajar, karena semuanya serba ada sehingga tidak memerlukan upaya yang besar untuk menyelesaikan tugas tersebut. Dengan adanya internet, tugas yang membutuhkan riset bisa diselesaikan dalam waktu yang cepat karena segala informasi sudah ada di internet, dibandingkan pada zaman dahulu dimana para pelajar harus berupaya membaca buku atau bertanya kepada ahli untuk menyelesaikan tugas tersebut. Ditambah dengan perkembangan AI yang sangat pesat pada masa kini, mudah sekali untuk menyelesaikan tugas dalam waktu yang sangat singkat.
Penggunaan AI oleh pelajar juga merupakan suatu keprihatinan yang harus ditangani dengan segera. AI yang mampu menjawab hampir segala pertanyaan secara akurat dalam hitungan detik berpotensi untuk mengurangi daya juang para pelajar secara signifikan. Tugas yang membutuhkan awalnya membutuhkan satu jam untuk diselesaikan sekarang bisa selesai dalam waktu 10 menit dengan bantuan AI. Penggunaan AI juga berpotensi untuk menghambat pertumbuhan wawasan pelajar, karena pelajar hanya menulis ulang apa yang telah dikerjakan oleh AI sehingga wawasan tersebut mungkin tidak betul-betul diserap oleh si pelajar.
Selain penggunaan internet dan AI yang mampu menurunkan daya juang dan tekad para pelajar untuk bekerja keras, kecanggihan gadget sekarang berfungsi sebagai distraksi terhadap para pelajar. Adanya games di gadget ataupun aplikasi sosial media bisa mengambil waktu para pelajar yang mungkin bisa dipakai untuk belajar. Banyak pelajar, terutama mereka yang  sudah mempunyai handphone sendiri, lebih suka menggunakan waktu luang mereka untuk main game, dibandingkan untuk mengerjakan tugas. Hal ini secara khusus sangat terasa pada masa pandemi karena adanya pembelajaran secara online dimana para guru tidak bisa sepenuhnya mengawasi para pelajar. Sejak masa pandemi, ketergantungan pelajar serta orang-orang muda terhadap gadget jauh lebih terlihat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena pandemi yang memaksa semua orang untuk beradaptasi melakukan segala hal secara online. Penggunaan serta ketergantungan terhadap gadget ini tidak hanya menimbulkan banyak distraksi, tetapi juga memiliki berbagai dampak buruk seperti rentang perhatian yang rendah ataupun kurangnya interaksi sosial.
Sebagai kesimpulan, kemajuan teknologi memang pada dasarnya sangat membantu dan meringankan pekerjaan para pelajar. Namun, segala hal baik tentu ada harganya. Sebagai imbalan kemajuan teknologi dan akses informasi yang sangat mudah, daya juang para pelajar semakin lama menjadi lebih kecil. Nilai kerja keras dan mentalitas kuat akan lebih sulit untuk ditanam kepada generasi muda karena semuanya bisa diselesaikan dengan mudah.
Jadi, apa yang harus dilakukan? Tentunya, perkembangan teknologi tidak bisa dihentikan. Para pelajar juga tidak bisa dipaksa untuk berhenti menggunakan gadget mereka pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, solusi yang paling efektif adalah untuk menanamkan kesadaran terhadap para pelajar mengenai pentingnya belajar. Sebagai manusia, semua orang boleh dan berhak menggunakan teknologi untuk membantunya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tidak boleh dilupakan juga bahwa teknologi hanyalah alat yang bertujuan agar manusia bisa berkembang menjadi lebih bermutu di masa depan. Manusia sendiri pada dasarnya harus mempunyai tekad dan daya juang yang besar untuk bertahan hidup. Langkah awal untuk merealisasikan hal ini adalah untuk fokus belajar dan menggunakan teknologi sepantasnya. Apabila generasi muda sekarang bisa mengatasi tantangan ini, mereka yang dijuluki sebagai generasi stroberi bisa menjadi jauh lebih hebat daripada generasi-generasi sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H