Mohon tunggu...
Evan Jusuf
Evan Jusuf Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Masih pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Dampak Bermain Game Bagi Pelajar

15 Februari 2024   13:37 Diperbarui: 15 Februari 2024   15:19 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gawai dan internet sudah menjadi bagian yang tak terlepaskan di masa kini, khususnya bagi para pelajar. Setelah adanya pandemi Covid-19, keberadaan gawai menjadi kebutuhan pokok agar sistem belajar-mengajar dapat tetap berjalan. Tidak hanya itu, gawai juga selalu dipakai sebagai media bermain game. Dengan meluasnya penggunaan gawai sejak pandemi, game pun semakin dikenal dengan luas di kalangan pelajar. Hingga sekarang ini, banyak dari para pelajar ditemukan sedang bermain game ketika waktu istirahat berlangsung.

Hanya saja, penggunaan gawai sebagai media bermain ini seringkali melebihi batas wajar. Para remaja, yang banyak menduduki kursi pendidikan di sekolah, kerap kali membuat waktu belajar-mengajar di sekolah menjadi kesempatan untuk bermain game. Di rumah pun, tak jarang dari mereka yang bermain game bersama teman-temannya hingga larut malam. 

Hal ini pun menimbulkan pandangan negatif masyarakat terhadap bermain game, khususnya di kalangan pelajar. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa bermain game adalah hal yang buruk, dan para pelajar tidak seharusnya dibebaskan bermain game. Hal inilah yang kemudian menjadi permasalahan di kalangan siswa, guru, dan orang tua.

Perlu diketahui bahwa fungsi utama sebuah game adalah untuk me-refresh-kan pikiran dari padatnya aktivitas yang dilakukan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, game sudah mulai menyimpang dari fungsi awalnya. Perlahan, pelajar mulai menganggap game sebagai kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi. 

Penyalahgunaan fungsi game sudah di tahap yang cukup parah karena banyak pelajar yang meninggalkan pelajaran hanya untuk bermain game. Kebiasaan bermain game membuat banyak pelajar sampai bergadang dan meninggalkan tugas. Kebiasaan bergadang inilah yang menunjukkan penyimpangan fungsi game.

Game sudah mulai menjadi kegiatan yang bersifat adiktif atau menimbulkan kecanduan. Perlahan, pelajar mulai mengalami ketergantungan terhadap game. Mereka akan merasa gelisah ketika mereka tidak dapat memenuhi "kebutuhan" tersebut. Hal ini membuat mood atau suasana hati seseorang mudah berubah-ubah. Ketika seseorang berhasil menyelesaikan sebuah permainan, dia akan merasa sangat senang dan ketika dia gagal menyelesaikan suatu game, orang tersebut akan mengalami bad mood. 

Pelajar yang memiliki kebiasaan bermain game juga cenderung tidak peduli dengan keadaan orang-orang yang berada di sekitarnya karena fokusnya hanya tertuju pada game yang dimainkan. Pelajar dengan hobi bermain game juga kerap kali memiliki kesulitan untuk membagi fokus dengan kegiatan yang lainnya.

Tidak hanya menimbulkan dampak psikologis, game juga menimbulkan dampak pada kondisi jasmani seseorang. Orang memiliki kebiasaan bermain game rentan terkena gangguan penglihatan. Sinar biru yang dipaparkan handphone dapat merusak retina mata. Hal tersebut bisa terjadi karena kebiasaan orang yang bermain game yang tidak menjaga jarak mata dengan layar handphone. 

Kebiasaan bermain game juga dapat menghambat perkembangan motorik karena pelajar hanya melakukan aktivitas dengan satu arah saja. Komunikasi orang dengan kebiasaan bermain game yang berlebihan akan berbeda dengan orang normal pada umumnya karena orang tersebut jarang melakukan interaksi dengan orang disekitarnya. Dampak-dampak negatif inilah yang menjadi permasalahan di lingkungan pelajar. Dengan segala dampak negatif dari game ini, prestasi belajar siswa di sekolah tentu dapat mengalami penurunan.

 

Productnation.co
Productnation.co

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun